Oleh Novi Ayuwardani
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi UGM
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bahkti Husada Mulia
Biji pala (nutmeg) berasal buah pohon pala (Myristica fragrans Houtt) yang termasuk dalam tanaman rempah. Tanaman ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala merupakan tanaman asli Indonesia dan tumbuh dengan baik di daerah tropis, selain di Indonesia terdapat pula di Amerika, Asia dan Afrika. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Barat dan Papua. Indonesia merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli terbesar di pasaran dunia (sekitar 60%). Permintaan ekspor bagian pala yang terbesar adalah biji pala kering (nutmeg in shell dan nutmeg shelled), fuli (mace) dan minyak pala (essential oil of nutmegs). Setiap bagian dari tanaman pala dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi, masyarakat mengolah pala dalam bentuk produk olahan makanan, minuman maupun hingga pengobatan herbal. Pala juga mudah didapatkan di pasar tradisional maupun modern, dalam bentuk biji maupun dalam bentuk serbuk [1].
Biji pala berbentuk tunggal, berkeping dua, dilidungi oleh tempurung, meski tidak tebal tapi tempurung biji pala cukup keras. Biji pala berbentuk bulat telur hingga lonjong, mempunyai tempurung berwarna coklat tua dan permukaan yang licin bila sudah cukup tua dan kering [1]. Biji pala dikenal sebagai bumbu dapur sebagai penyedap makanan yang telah digunakan berabad-abad diseluruh dunia. Pemakaian biji pala dalam masakan dilakukan dengan diparut atau dihaluskan dalam jumlah yang sedikit. Biji pala digunakan sebagai pemberi aroma harum dan penguat rasa, serta cenderung memberikan rasa pedas atau menghangatkan seperti pada gulai, kari, semur daging, roti, puding, wedang dan minuman penyegar [2]. Sehingga biji pala telah luas dikenal sebagai rempah – rempah asli Indonesia yang utamanya memiliki manfaat penguat cita rasa masakan, bumbu dan penyedap dalam beberapa produk olahan makanan dan minuman.
Sebanyak 25% – 30% minyak lemak yang terkandung dalam biji pala yakni asam miristat, asam stearat, asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam laurat dan terdapat 10% minyak esensial. Minyak esensial yang terkandung diantaranya sabinene, b-pinene, apinene, terpinen-4-ol, myristicin, limonene, eterpinene, (Z)-p-menth-2-en-1-ol, isoeugenol, elemicin, (E)-p-menth-2-en-1-ol, myrcene, a-phellandrene, p-cymene, terpinolene and linalool [4]. Dalam ekstrak n-hexane terdapat 23 senyawa fitokimia yang diidentiifkasi dengan GC-MS, menunjukkan kandungan senyawa tertinggi adalah benzene, 1, 2, 3-trimethoxy-5-(2-propenyl) atau elemicin (24.44%), kemudian tetradecanoic acid atau asam miristat (22.25%) [5]. Senyawa fitokimia yang terkandung dalam essensial oil dari negara penghasil biji pala memiliki perbedaan senyawa penyusun. Essensial oil biji pala yang berasal dari Indonesia (Jawa Barat) memiliki senyawa fitokimia penyusun Sabinene (21.4%), α-pinene (10.2%), myristicin (10.6%), 4-terpineol (13.9%), safrole (4.3%), γ-terpinene (4.0%) [6]. Dalam studi lain menyampaikan, senyawa penyusun yakni minyak atsiri yang diekstraksi dari biji pala umumnya digunakan sebagai bahan penyedap dalam industri makanan, bahan pengharum dalam kosmetik dan memiliki efektivitas sebagai alternatif pengobatan yang dibuktikan dalam penelitian.
Biji pala dapat dimanfaatkan dalam bentuk produk kosmetik. Dalam industri kosmetik, biji pala dimanfaatkan dalam pembuatan sabun mandi dengan bahan dasar minyak trimiristin. Sabun dengan kandungan trimiristin dapat digunakan sebagai antioksidan, analgesik, antifungi, anti inflammasi dan antibakteri, serta sebagai pemutih (whitening agent) [7]. Sifat fisik trimiristin adalah berupa serbuk berwarna putih, tidak larut dalam air, larut dalam minyak dan dapat mencair pada suhu 45°C. Kandungan trimiristin ini cocok dengan tubuh manusia karena termasuk dalam lemak jenuh yang memiliki sifat yang stabil dan tidak dirusak oleh reaksi oksidasi. Kandungan trimiristin dalam lemak biji pala jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak inti sawit, dan minyak babassu [8]. Mikroemulsi minyak biji pala juga menunjukkan aktivitas tabir surya dengan nilai SPF 9,3. Minyak biji pala diketahui melindungi kulit dari peradangan sinar UV dengan menghambat interleukin-6 dan COX-2 [9].
Selain dimanfaatkan dalam industri kosmetik, biji pala juga telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional di masyarakat untuk mengatasi gangguan perut, seperti perut kembung dan diare hingga gangguan ginjal. Biji pala mengandung minyak lemak, minyak atsiri, triterpen, dan berbagai jenis senyawa fenolik yang memiliki aktivitas biologis dalam pengobatan tradisional [10]. Jumlah minyak atsiri yang diekstraksi dengan distilasi uap berkisar antara 4% dan 16% dan terdiri dari 80–90% monoterpene hidrokarbon. Minyak atsiri yakni myristicin, eugenol, elemicin, dan safrol sebagai senyawa bioaktif memiliki aktivitas hepatoprotektif, antikanker, antibakteri (K. pneumonia and S. aureus) [5], antijamur (Aspergillus niger, Trichophyton rubrum, Penicillium chrysogenum, Candida tropicalis, Aspergillus flavus) [5] dan antitumor yang tinggi [5]. Eugenol adalah senyawa fenolik dan digunakan sebagai over-the-counter (OTC) anestesi untuk sakit gigi, aktivitas antijamur dan antiinflamasi [11].
Dalam studi lain, biji pala juga memiliki aktivitas antidiabetik, antiinflamasi, antidepresan dan kardioprotektif. Aktivitas antidiabetik dari ekstrak petroleum pala 200 mg/kgBB menunjukkan adanya penurunan gula darah yang signifikan dengan model tikus diabetes mellitus yang diberikan aloksan. Efek hipoglikemik pala dikaitkan dengan kemampuannya untuk meningkatkan insulin sensitivitas dan peningkatan gangguan metabolisme lipid dengan mengaktifkan peroksisom [12]. Ekstrak n-hexane dari biji pala dosis 10 mg/kgBB menunjukkan efek antidepresan yang ditunjukkan dengan perbaikan perilaku dari hewan uji dengan model depresi [13]. Biji pala mampu menurunkan trigliserida dan kolesterol serum. Aktivitas penurunan enzim hati (ALT, ASP, dan ALP) menunjukkan bahwa biji pala menunjukkan aktivitas hepatoprotektif, yang memodulasi enzim hati dan melindungi jaringan hati terhadap stres fisiologis [14].
Kesimpulan
Biji pala merupakan tanaman rempah asli Indonesia yang telah banyak diekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Biji pala yang dimanfaatkan adalah dalam bentuk biji pala kering, serbuk biji pala atau minyak biji pala. Biji pala secara luas digunakan sebagai rempah dan penyedap makanan karena memberikan aroma harum dan penguat rasa pada masakan, serta cenderung memberikan rasa pedas atau menghangatkan. Selain itu, biji pala memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektif, antikanker, antibakteri, antijamur, antitumor, antioksidan, antidiabetik, antiinflamasi, antidepresan dan kardioprotektif.
Pustaka
[1] N. Nurdjanah, Teknologi pengolahan pala / oleh, Nanan Nurdjanah | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2007. Accessed: Oct. 25, 2022. [Online]. Available: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=582449
[2] A. P. Lestari, “Fungsi Pala dalam Masakan, Penguat Aroma hingga Penyedap Makanan – Food Fimela.com.” https://www.fimela.com/food/read/3874741/fungsi-pala-dalam-masakan-penguat-aroma-hingga-penyedap-makanan (accessed Dec. 15, 2022).
[3] K. Ashokkumar, J. Simal-Gandara, M. Murugan, M. K. Dhanya, and A. Pandian, “Nutmeg (Myristica fragrans Houtt.) essential oil: A review on its composition, biological, and pharmacological activities,” Phytother. Res., vol. 36, no. 7, pp. 2839–2851, Jul. 2022, doi: 10.1002/PTR.7491.
[4] E. Gupta, “Elucidating the Phytochemical and Pharmacological Potential of Myristica fragrans (Nutmeg),” Ethnopharmacol. Investig. Indian Spices, pp. 52–61, Jan. 2020, doi: 10.4018/978-1-7998-2524-1.CH004.
[5] W. H. Al-Qahtani et al., “Phyto-chemical and biological activity of Myristica fragrans, an ayurvedic medicinal plant in Southern India and its ingredient analysis,” vol. 29, no. 5, pp. 3815–3821, May 2022, doi: 10.1016/J.SJBS.2022.02.043.
[6] Muchtaridi, A. Subarnas, A. Apriyantono, and R. Mustarichie, “Identification of Compounds in the Essential Oil of Nutmeg Seeds (Myristica fragrans Houtt.) That Inhibit Locomotor Activity in Mice,” Int. J. Mol. Sci., vol. 11, no. 11, p. 4771, Nov. 2010, doi: 10.3390/IJMS11114771.
[7] S. Idrus et al., “Isolasi Trimiristin Minyak Pala Banda Serta Pemanfaatannya Sebagai Bahan Aktif Sabun,” J. Ind. Res. (Jurnal Ris. Ind., vol. 8, no. 1, Apr. 2015, Accessed: Dec. 15, 2022.
[8] M. A. M. A’MUN, “Karakteristik Minyak Dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua (Myristica Argentea),” J. Penelit. Tanam. Ind., vol. 19, no. 2, pp. 72–77, Jun. 2020, doi: 10.21082/jlittri.v19n2.2013.72-77.
[9] I. N. Khafifa, A. Shabrina, F. Rochman, and U. M. Magelang, “Stability And Sunscreen Activity Of Nutmeg Seed Oil Emulgel With Carbopol 940 Variation As Gel Base,” J. Farm. Sains dan Prakt., vol. 8, no. 2, pp. 145–154, Jun. 2022, doi: 10.31603/PHARMACY.V8I2.6085.
[10] E. A. Abourashed and A. T. El-Alfy, “Chemical diversity and pharmacological significance of the secondary metabolites of nutmeg (Myristica fragrans Houtt.),” Phytochem. Rev., vol. 15, no. 6, p. 1035, Dec. 2016, doi: 10.1007/S11101-016-9469-X.
[11] M. A. Uddin, M. Shahinuzzaman, M. S. Rana, and Z. Yaakob, “Study Of Chemical Composition And Medicinal Properties Of Volatile Oil From Clove Buds (Eugenia Caryophyllus) | International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research,” International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research, 2017. https://ijpsr.com/bft-article/study-of-chemical-composition-and-medicinal-properties-of-volatile-oil-from-clove-buds-eugenia-caryophyllus/ (accessed Dec. 15, 2022).
[12] A. Pashapoor, S. Mashhadyrafie, and P. Mortazavi, “Ameliorative effect of Myristica fragrans (nutmeg) extract on oxidative status and histology of pancreas in alloxan induced diabetic rats,” Folia Morphol. (Warsz)., vol. 79, no. 1, pp. 113–119, Mar. 2020, doi: 10.5603/FM.A2019.0052.
[13] N. Iwata et al., “Mechanisms and Safety of Antidepressant-Like Effect of Nutmeg in Mice,” Biol. Pharm. Bull., vol. 45, no. 6, pp. 738–742, Jun. 2022, doi: 10.1248/BPB.B21-01059.
[14] G. Rashidian et al., “The Dietary Effects of Nutmeg (Myristica fragrans) Extract on Growth, Hematological Parameters, Immunity, Antioxidant Status, and Disease Resistance of Common Carp (Cyprinus carpio) against Aeromonas hydrophila,” J. Mar. Sci. Eng. 2022, Vol. 10, Page 325, vol. 10, no. 3, p. 325, Feb. 2022, doi: 10.3390/JMSE10030325.