Oleh
Firmansyah
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi Farmasi UGM
Dosen Program Studi Farmasi Universitas Pancasakti Makasar
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat tradisional merupakan bagian penting dari warisan budaya dan praktik pengobatan masyarakat. Diabetes merupakan suatu penyakit akibat penumpukan glukosa dalam darah dan terjadi akibat tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau tidak bisa mempergunakan insulin secara tepat yang ditandai dengan gejala khas yaitu buang air kecil terus menerus (dalam jumlah banyak) dengan rasa manis (kencing manis). Menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), 415 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia, dan diperkirakan jumlah pasien diabetes akan mencapai lebih dari 642 juta pada tahun 2040 (He et al., 2022).Ini adalah situasi yang sangat buruk bagi populasi besar karena diabetes tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup, tetapi juga dapat menyebabkan komorbiditas berat (Meigs, 2019), seperti penyakit mikrovaskular, penyakit makrovaskular, penyakit ginjal, luka kaki, dan kanker (Kanter and Bornfeldt, 2014). Komplikasi kardiovaskular adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien.
Banyak tanaman yang telah dikenal di dunia pengobatan tradisional memiliki manfaat luar biasa untuk menjaga kesehatan. Sawo adalah tanaman buah yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat. Tanaman Sawo tumbuh dengan baik di iklim tropis dan dibudidayakan di seluruh dunia di negara-negara tropis seperti Amerika, Banglades, Mexico, Brazil, Cina, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia untuk berbagai manfaat, termasuk buah yang dapat dimakan (Miranda et al., 2008). Ternyata tumbuhan tropis ini baik untuk membantu pencegahan obesitas, diabetes, dislipidemia, dan komplikasinya, selain buahnya yang manis dan lezat (Barbalho et al., 2015).
Banyak tanaman yang telah dikenal di dunia pengobatan tradisional memiliki manfaat luar biasa untuk menjaga kesehatan. Sawo adalah tanaman buah yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat. Tanaman Sawo tumbuh dengan baik di iklim tropis dan dibudidayakan di seluruh dunia di negara-negara tropis seperti Amerika, Banglades, Mexico, Brazil, Cina, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia untuk berbagai manfaat, termasuk buah yang dapat dimakan (Miranda et al., 2008). Ternyata tumbuhan tropis ini baik untuk membantu pencegahan obesitas, diabetes, dislipidemia, dan komplikasinya, selain buahnya yang manis dan lezat (Barbalho et al., 2015).
1. Sawo : Buah manis dengan kandungan senyawa bioaktif bermanfaat
Sawo (Manilkara zapota L.), juga dikenal sebagai sapodilla, adalah buah tropis dengan rasa manis dan daging buah berwarna coklat keemasan. Sawo terkenal karena rasa manisnya, tetapi ada lebih banyak manfaat di dalamnya. Kandungan bioaktif buah Sawo menunjukkan adanya glikosida sianogenik, senyawa fenolik, serta terpenoid (Yee and Shukkoor, 2019). Selain itu juga terdapat 3-O-asil-L-ramnosa, L-arabinosa, 3-O-asetil-D-metil galakturonat, metil 4-O-galoilklorogenat, asam 4-O-galoilklorogenat, metil klorogenat, dihidromirisetin, kuersitrin, mirisitrin, (+)-katekin, epikatekin, (+)-galokatekin, dan asam galat (Yee and Shukkoor, 2019;Fayek et al., 2012).
2. Daun Sawo : Sumber pengobatan tradisional untuk diabetes
Selain buah dari tanaman Sawo yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan traduional, daun Sawo (Manilkara zapota L.) juga merupakan bagian tanaman yang menarik perhatian karena potensi bioaktif yang dimilikinya untuk dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa daun sawo memiliki kandungan senyawa bioaktif antara lain : flavonoid, tanin, saponin, steroid, terpenoid, dan alkaloid (Kaneria and Chanda, 2012;Ganguly et al., 2013;Islam et al., 2013). Salah satu manfaatnya adalah sebagai antidiabetes. Beberapa penelitian juga telah dilaporkan terkait dengan khasiat buah daun daun Sawo sebagai antidiabetes. Hal inilah yang mendasari bahwa buah dan daun sawo sangat baik digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan diabetes.
3. Cara buah dan daun Sawo bekerja untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi
Di antara kandungan senyawa bioaktif dari daun dan buah Sawo yaitu flavonoid mampu secara efektif menghilangkan spesies oksigen reaktif dan menjadi antioksidan yang kuat. Sebagian besar flavonoid telah dilaporkan sebagai agen antidiabetes. Saponin diketahui memiliki aktivitas antidiabetes dan telah diteliti sebelumnya. Penderita diabetes memerlukan asupan antioksidan dalam jumlah yang besar untuk mengurangi terbentuknya radikal bebas baru yang diakibatkan karena keadaan hiperglikemia. Antioksidan dapat diperoleh dari asupan luar. Salah satu tanaman yang diidentifikasi sebagai sumber yang kaya akan antioksidan adalah tanaman Sawo (Manilkara zapota L.). Selain itu pada daging buah sawo juga mengandung lemak, protein, vitamin A, B, dan C, mineral, besi, kalsium, fosfor dan asam folat (Kannan, Ramakrishnan and Kuppamuthu, 2013).
Kandungan kimia flavonoid dan polifenol mempunyai efek sebagai antioksidan yang dapat mengatasi stress oksidatif. Selain itu juga dapat meningkatkan pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan pengambilan kalsium serta menghambat penyerapan karbohidrat dalam saluran cerna (Tapas, Sakarkar and Kakde, 2008).
4. Cara Mengonsumsi daun dan buah Sawo untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes.
Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan daun dan buah sawo sebagai pengobatan tradisional untuk penderita diabetes:
a) Konsumsi buah sawo dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari asupan nutrisi yang kaya akan antioksidan.
b) Buah sawo dapat dibuat minuman jus, dan juga bisa dibuat sebagai minuman infused water.
c) Daun sawo dapat dibuat dalam teh herbal, yaitu merebus beberapa lembar daun sawo dengan beberap milliliter air, setelah itu disaring dan airnya rebusannya diminum secara rutin sehingga dapat mengontrol kadar gula darah.
d) jika sulit untuk mendapatkan daun segar untuk diolah, dipasaran telah tersedia sediaan teh herbal daun sawo sehingga akan lebih memudahkan dalam mengonsumsi produk daun sawo yang baik untuk mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Sebelum mengkonsumsi terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter atau dengan ahli herbal untuk memamstikan keamanan dalam mengonsumsi suplemen herbal.
5. Kesimpulan
Tanaman sawo adalah salah satu tanaman yang memiliki buah dengan rasa manis dengan potensi antioksidan yang tinggi karena kaya akan serat. Buah sawo tidak hanya enakan dimakan akan tetapi banyak memiliki manfaat bagi kesehatan, termasuk potensinya sebagai antidiabetes alami. Baik buah maupun daunnya yang mengandung senyawa bioaktif yang dipercaya dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes. Apabila dikonsumsi dengan baik dan benar, buah dan daun sawo bisa menjadi terapi herbal pelengkap yang efektif dalam pengelolaan diabetes.
Bagi yang ingin mencoba solusi pengobatan herbal alami ini, Perlu diketahui bahwa pengobatan herbal tidak dapat menggantikan pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter. Meskipun telah dijelaskan potensi manfaat dari buah dan daun sawo dalam pengelolaan diabetes, namun menjadi penting untuk dilakukan adalah menjaga pola hidup sehat terutama diet seimbang, berolahraga rutin, dan memperhatikan pengelolaan terapi medis yang telah diresepkan oleh dokter. Jadi kombinasi terapi medis dengan terapi pengobatan herbal alami yang baik serta menjaga pola hidup sehat dalam pengelolaan kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes akan lebih efektif dan aman.
References
Barbalho, S.M. et al. (2015) ‘Antidiabetic and antilipidemic effects of manilkara zapota’, Journal of Medicinal Food, 18(3), pp. 385–391. Available at: https://doi.org/10.1089/jmf.2013.0170.
Fayek, N.M. et al. (2012) ‘Chemical and biological study of Manilkara zapota (L.) Van Royen leaves (Sapotaceae) cultivated in Egypt’, Pharmacognosy Research, 4(2), pp. 85–91. Available at: https://doi.org/10.4103/0974-8490.94723.
Ganguly, A. et al. (2013) ‘In-vivo anti-inflammatory and anti-pyretic activities of Manilkara zapota leaves in albino Wistar rats’, Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 3(4), pp. 301–307. Available at: https://doi.org/10.1016/S2222-1808(13)60073-0.
He, L. et al. (2022) ‘Regulation of the intestinal flora: A potential mechanism of natural medicines in the treatment of type 2 diabetes mellitus’, Biomedicine and Pharmacotherapy, 151(May), p. 113091. Available at: https://doi.org/10.1016/j.biopha.2022.113091.
Islam, M.R. et al. (2013) ‘Antibacterial and phytochemical screening of ethanol extracts of Manilkara zapota leaves and bark’, International Journal of Pharma Sciences, 3(6), pp. 394–397. Available at: http://ijps.aizeonpublishers.net/content/2013/6/ijps394-397.pdf.
Kaneria, M. and Chanda, S. (2012) ‘Evaluation of antioxidant and antimicrobial properties of Manilkara zapota L. (chiku) leaves by sequential soxhlet extraction method’, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 2, pp. S1526–S1533. Available at: https://doi.org/10.1016/S2221-1691(12)60448-1.
Kannan, G., Ramakrishnan, B. and Kuppamuthu, K. (2013) ‘Comparison of antioxidant potential in pulp and peel extracts of Manilkara zapota (L.) P. Royen’, African Journal of Biotechnology, 12(31), pp. 4936–4943. Available at: https://doi.org/10.5897/ajb2012.2961.
Kanter, J.E. and Bornfeldt, K.E. (2014) ‘Impact of Diabetes Mellitus’, pp. 1049–1053. Available at: https://doi.org/10.1161/ATVBAHA.116.307302.
Meigs, J.B. (2019) ‘The Genetic Epidemiology of Type 2 Diabetes : Opportunities for Health Translation’.
Miranda, M.R.A. et al. (2008) ‘Physico-chemical and histological characterization of the development of sapodilla’, Revista Ciencia Agronomica, 39, pp. 575–582.
Tapas, A.R., Sakarkar, D.M. and Kakde, R.B. (2008) ‘Flavonoids as Nutraceuticals : A Review’, 7(September), pp. 1089–1099.
Yee, Y.K. and Shukkoor, M.S.A. (2019) ‘Manilkara zapota: A phytochemical and pharmacological review’, Materials Today: Proceedings, 29(November 2018), pp. 30–33. Available at: https://doi.org/10.1016/j.matpr.2020.05.688.