Pohon Kayu Hitam, Biar Hitam Ada Manfaatnya
Penulis:
Akhmad Khumaidi
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi UGM
Dosen Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako
Pohon Kayu Hitam adalah sebutan untuk pohon Eboni yang memiliki nama latin Diospyros celebica Bakh. Mengapa dinamakan kayu hitam? Pohon ini memiliki ciri khas dari warna kayu yang coklat gelap, kehitaman atau hitam dengan belang kemerahan. Eboni banyak tumbuh secara alami di tanah Sulawesi sebagai tumbuhan endemik, salah satunya di Propinsi Sulawesi Tengah. Masyarakat Sulawesi Tengah menggunakan Eboni untuk diambil kayunya sebagai bahan bangunan dan perkakas rumah tangga seperti kursi dan meja. Pengrajin kayu hitam di Kota Palu memodifikasi kayu hitam menjadi kerajinan tangan atau souvenir dalam berbagai bentuk seperti kipas, jam meja, jam dinding, ukiran dan patung yang dijual kepada para wisatawan sebagai oleh-oleh khas Kota Palu [1].
Sumber : Paino, 2021 [2]
Serbuk Kayu Eboni
Bermula dari pemanfaatan kayu Eboni yang menghasilkan produk samping berupa serbuk kayu, muncul pemikiran untuk memberdayakan serbuk tersebut supaya mempunyai nilai guna lebih besar sehingga mengurangi limbah industri. Serbuk kayu Eboni diduga memiliki senyawa bioaktif yang berkhasiat farmakologis. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tumbuhan pasti mengalami proses metabolisme yang menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan percobaan untuk menguji senyawa-senyawa kimia di dalamnya dalam bentuk ekstrak etanol dan ekstrak air. Kedua jenis ekstrak tersebut terbukti memiliki aktivitas antijamur yang baik terhadap jamur Phytophthora palmivora Butler [3].
Aktivitas antijamur yang dimiliki ekstrak etanol dan ekstrak air serbuk kayu Eboni disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder seperti terpenoid, saponin dan tannin [3]. Jamur Phytophthora palmivora Butler adalah jamur yang menyebabkan busuknya buah kakao [4] dan Sulawesi Tengah adalah propinsi dengan penghasil buah kakao tertinggi di republik ini [5]sehingga hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke masyarakat khususnya petani kakao untuk mengurangi rusaknya buah kakao karena jamur. Dengan kata lain, ekstrak serbuk kayu Eboni dapat digunakan sebagai pengawet alami yang efek negatifnya terhadap lingkungan bisa lebih minimal.
Komponen Kimia Aktif
Serba-serbi senyawa kimia dalam serbuk kayu Eboni selanjutnya diteliti oleh Ariyanti et al., (2016) yang melakukan analisis terhadap ekstrak etanol serbuk kayu yang diperoleh melalui proses maserasi (perendaman), kemudian dipisahkan secara bertingkat dengan n-heksana, etil asetat, aseton dan metanol secara berurutan [6]. Hasil pemisahan menunjukkan bahwa senyawa flavonoid, alkaloid serta kumarin terkandung pada fraksi n-heksana. Di sisi lain, fraksi etil asetat sebagai fraksi yang lebih polar dari fraksi n-heksana mengandung komponen alkaloid dan tannin di dalamnya. Fraksi aseton berisi senyawa steroid, alkaloid, saponin, terpenoid dan di dalam fraksi metanol ditemukan senyawa kimia yang sama dengan fraksi aseton. Data pengujian lainnya memberikan informasi bahwa ekstrak etanol serbuk kayu Eboni yang mengandung saponin dan terpenoid juga diketahui mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif yaitu pada Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli) [7]. Demikian juga yang ditunjukkan oleh fraksi air, n-butanol, etil asetat, dan n-heksana, [8,9].
Serbuk kayu Eboni yang direfluks dengan menggunakan pelarut polar (etanol) suhu 85oC, etanol-benzena (1:2) suhu 80oC, etanol-metanol (1:1) pada suhu 82oC ketika dianalisis dengan metode GC-MS teridentifikasi masing-masing 8, 7 dan 10 senyawa. Senyawa-senyawa tersebut diantaranya adalah 6a,12a-dihidro-6H-(1,3)-dioxolo-(5,6)-benzofuro-(3,2-c)kromen-3-ol yang merupakan senyawa aktif secara biologis sebagai antiangiogenik dan aktivitas lainnya seperti hipolipidemik, antiinflamasi, antioksidan, beserta efek antitrombosis dimiliki oleh senyawa benzena, 1,2,3-trimetoksi- 5(2-propenil). Senyawa lainnya yakni 3-O-metil-d-glukosa berkhasiat dalam melindungi sel-β pankreas atas toksisitas senyawa aloksan. Senyawa para-kresol memiliki kontribusi dalam terganggunya fungsi endotel pada penderita uremik, serta mampu memperbaiki luka serta mengurangi progresi endotel. Beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya memiliki aktivitas sebagai obat batuk berdahak dan penetralan toksin, melindungi tubuh dari efek parasetamol yang menginduksi nekrosis jaringan ginjal, dan antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus (NCIM 5021) dan Salmonella typhimurium (NCIM 2501) [10].
Analisis kandungan kimia dari serbuk kayu dan daun Eboni juga dilakukan oleh Boritnaban dkk., (2022) dengan metode LC-MS/MS [11]. Metode tersebut berhasil mengidentifikasi sekitar 59 senyawa. Empat belas senyawa teridentifikasi pada daun dan kayu, 24 diantaranya diidentifikasi hanya pada daun, dan 21 pada kayu. Senyawa tersebut merupakan golongan dari flavonoid, terpenoid, amino aldehida, alkaloid, kuinon, asam fenolat, steroid, asam amino, asam lemak, dan sakarida. Berdasarkan kandungan kimia tersebut, daun Eboni berpotensi memiliki aktivitas farmakologis.
Gambar 3. Daun Eboni
Sumber : Handayani dkk., 2020 [12]
Daun Eboni
Penggunaan daun Eboni sebagai sampel dalam penelitian Boritnaban ternyata didukung oleh studi etnobotani yang menyatakan bahwa daun Eboni dimanfaatkan oleh suku Kaili Ija yang bermukim di Desa Bora, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah. Suku Kaili Ija menggunakan daun Eboni dalam mengobati penyakit diabetes dengan cara merebus daun Eboni kemudian air rebusan diminum secara teratur [13]. Daun Eboni juga dimanfaatkan sebagai obat diabetes oleh suku Kaili Tara di Desa Binangga, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah karena dipercaya dapat menurunkan kadar gula darah. Masyarakat suku Kaili Tara juga menggunakan daun Eboni sebagai obat sakit gigi dan bahan bangunan untuk rumah mereka [14].
Berdasarkan kajian etnobotani terhadap daun Eboni maka dilakukan pengujian supaya menghasilkan data ilmiah terkait aktivitas penurunan kadar glukosa dalam darah. Selain itu, pengalihan pemanfaatan dari serbuk kayu ke daun eboni dapat membantu pelestarian pohon Eboni dan mencegah kepunahannya karena terlalu banyak ditebang untuk diambil kayunya. Daun Eboni yang dimaserasi dengan pelarut etanol memberikan hasil penapisan fitokimia berupa senyawa saponin, alkaloid, flavonoid, fenolik, serta senyawa tannin. Pengujian kadar glukosa darah terhadap hewan uji memberikan hasil yang positif yaitu mampu menurunkan kadar glukosa darah yang diinduksi aloksan dengan dosis efektif setara dengan glibenklamid 500 mg/kgBB [15].
Pemanfaatan daun Eboni sebagai obat gigi kemungkinan terkait dengan aktivitas antimikroba. Ekstrak air daun eboni yang dicampur dengan perak nitrat perbandingan 1: 9 dan diperlakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan senyawa nanopartikel perak dengan ukuran < 20 nm diujikan terhadap bakteri Escherichia coli NBRC 3301 dan Staphylococcus aureus NBRC 100910 menunjukkan aksi penghambatan terhadap kedua bakteri tersebut. Ukuran yang sangat kecil tersebut dapat menyebabkan nanopartikel perak berpenetrasi dengan mudah ke dalam membran sel mikroba [12].
Kesimpulan
Pohon Eboni sudah menunjukkan manfaatnya di dunia kesehatan melalui kandungan kimia yang dimilikinya baik dari kayu maupun daunnya (senyawa golongan fenol, flavonoid dan saponin) berdasarkan kajian dari para peneliti. Oleh karena itu kita wajib mengembangkan penemuan sebelumnya menjadi sesuatu yang dapat diaplikasikan secara nyata untuk kesehatan masyarakat Indonesia. Jadi, jangan hanya melihat sesuatu dari fisiknya ya, seperti Eboni, biar warnanya hitam ternyata punya khasiat sebagai obat.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Sunaryo. Konservasi Eboni (Diospyros celebica Bakh.). Ber Biol. 2002;6(2):239–43.Available from: https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/ view/1487
[2]. Paino C. Kayu Eboni, Flora Endemik Sulawesi Bernilai Tinggi [Internet]. 2021 [cited 2022 Dec 16]. Available from: https://www.mongabay.co.id/2021/11/08/kayu-eboni-flora-endemik-sulawesi-bernilai-tinggi/
[3]. Alwi M, Ramadanil, D. N. Puspa. Ekstrak Serbuk Gergaji Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) sebagai Fungisida terhadap Phytophthora palmivora Butler. Biocelebes. 2010;4(2):89–97.
[4]. Widyanta Pratama S, Sukamto S, Nur Asyiah L, Vida Ervina Y. Growth Inhibition of Cocoa Pod Rot Fungus Phytophthora palmivora by Pseudomonas fluorescence and Bacillus subtilis Bacteria. Pelita Perkeb. 2013;29(2):120–7. https://doi.org/10.22302/iccri.jur.pelitaperkebunan.v29i2.59
[5]. Directorate of Food Crops, Hortikulture and ECS. Statistik Kakao Indonesia 2021. Badan Pusat Statistik. 2022. 1–76 p.
[6]. Ariyanti, Budiarso E, Budi AS, Kusuma IW. Analisis Fitokimia Ekstrak Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh .). War Rimba. 2016;4:61–8.
[7]. Wahyuni, Ibrahim N, Nugrahani AW. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Serbuk Gergaji Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Biocelebes. 2018;12(1):54–64.
[8]. Sumitriasih NL, Ridhay A, Indriani. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Kulit Batang Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) menggunakan Metode Difusi. Kovalen J Ris Kim. 2019;5(3):233–9. https://doi.org/10.22487/kovalen.2019.v5.i3.11540
[9]. Nugrahani AW, Maulida MF, Khumaidi A. Aktivitas Antibakteri Fraksi Serbuk Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. J Sains Farm Klin. 2020;7(3):194. https://doi.org/10.25077/jsfk.7.3.194-201.2020
[10]. Chen J, Ni C, Lou J, Peng W. Molecules and Functions of Rosewood: Diospyros celebica. Arab J Chem. 2018;11(6):756–62. https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2017.12.033
[11]. Boritnaban DA, Karomah AH, Septaningsih DA, Majiidu M, Dwiyanti FG, Siregar IZ, et al. Metabolite Profiling of Ebony (Diospyros celebica Bakh) Leaves and Wood Extracts using LC-MS/MS. Indones J Chem. 2022;22(2):352–60. https://doi.org/10.22146/ijc.68529
[12]. Handayani W, Zukhrufa H, Yasman, Imawan C. Antimicrobial Activity of Biosynthesized Silver Nanoparticles using Diospyros celebica Bakh. (Eboni) Extra. IOP Conf Ser Earth Environ Sci. 2020;457(1):1–7. https://doi.org/10.1088/1755-1315/457/1/012041
[13]. Megawati, Anam S, Pitopang R. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Kaili Ija di Desa Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Biocelebes. 2016;10(1):76–90.
[14]. Zulfiani Z, Yuniati E, Pitopang R. Kajian Etnobotani Suku Kaili Tara di Desa Binangga Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Biocelebes. 2013;7(1):67–74.
[15]. Kartini K, Khumaidi A, Khaerati K, Ihwan. Ekstrak Etanol Daun Eboni Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan yang Diinduksi Aloksan. J Vet. 2018;19(3):329–34. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2018.19.329