Universitas Gadjah Mada Kanal Pengetahuan Farmasi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Obat Alami untuk Indonesia
  • Patikan Kebo, Tumbuhan semak yang layak disimak

Patikan Kebo, Tumbuhan semak yang layak disimak

  • Obat Alami untuk Indonesia
  • 17 July 2020, 15.24
  • Oleh: admin
  • 0

Oleh:

Andayana Puspitsari Gani

Patikan kebo atau Euphorbia hirta adalah tanaman obat anggota suku Euphorbiaceae yang sangat populer di kalangan praktisi pengobatan  tradisional di kawasan Asia dan Afrika, juga disebutkan dalam kitab ayurverdha. Tanaman berupa semak ini banyak ditemukan di padang rumput, di pinggir jalan dan sepanjang saluran ai di hamper semua ketinggian tanah. Ditemukan di segala musim baik musim kemarau maupun penghujan, meskipun di musim penghujan akan lebih mudah tumbuh. Secara umum tanaman ini digunakan dalam ramuan  untuk mengobati berbagai penyakit termasuk parasit usus, diare, tukak lambung, mulas, muntah, disentri amuba, asma, bronkitis, demam, emfisema, batuk, pilek, batu ginjal, masalah menstruasi, sterilitas dan penyakit kelamin.   Lateks tanaman sering digunakan untuk kutil dan luka untuk mencegah infeksi pathogen. Selain itu, tanaman ini juga digunakan untuk merawat infeksi kulit (Kumar et al., 2010; Vallisuta, 2012).

Euphorbia hirta digunakan secara tradisional dalam mengobati diare dan disentri di African Traditional Medicine. Tanaman ini telah terbukti efektif secara in vitro dan in vivo terhadap Entamoeba, yang menyebabkan disentri amuba. Simplisia dan ekstrak tanaman ini telah digunakan secara komersial di Mali untuk  melawan disentri amuba. Di Ni­geria tanaman ini di­gu­nakan untuk mengobati luka juga untuk pengobatan yang disebabkan karena infeksi mikroba gonorhhoea dan disen­tri (Evans et al., 2009)

Bagian tanaman yang digunakan adalah herba atau seluruh bagian tanamana yang ada di atas tanah. Farmakope Herbal Indonesia (Kementrian Kesehatan, 2011) menyebutkan bahwa ekstrak etanolik herba Patikan kebo mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,5% dihitung sebagai kuersitrin.

Kandungan kimia patikan kebo antara lain adalah senyawa flavonoid (Isokuersitrin, kuersitrin, kuersetin, euphorbianin, mirisitrin), polifenol (asam galat, asam galoil kuinat), tanin (euphorbin), triterpen, dan fitosterol  seperti β-amirin, β-sitosterol, dan metilensikloartenol (Patil dkk., 2009; Sudarsono dkk., 1996; Wu dkk., 2012).   

Seperti disebutkan diatas, tanaman ini telah dikenal luas pada pengobatan tradisonal untuk berbagai penyakit, untuk membuktikan secara ilmiah bayak peneliti telah menguji aktivitas tanaman ini pada secara in vivo pada hewan coba dengan hasil sebagai berikut:

Aktivitas Farmakologi pada Saluran Pencernaan

Tanaman ini telah digunakan secara luas dalam. Rebusa digunakan untuk pengobatan enteritis akut dan disentri. Ekstrak air E. hirta dilaporkan mampu mengatasi diare, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kemampuan ekstrak ini untuk mengurangi motilitas gastrointestinal pada tikus (Perumal et al., 2012)(Galvez et al., 1993; Hore et al., 2006)       .

Aktivitas Farmakologis pada Saluran Pernafasan

Euphorbia. hirta telah digunakan untuk mengobati asma secara tradisional. Penyakit Asma sendiri kerap dikaitkan dengan peristiwa peradangan kronis, stres oksidatif dan reaksi alergi. E. hirta juga ada aktivitas yang signifikan untuk mencegah reaksi alergi fase awal dan akhir dan karenanya asma. Patikan kebo terbukti mmapu mengurangi serangan asma pada tikus BALB/C yang dibuat dalam kondisi asma.  Senyawa kandungan E. hirta yang diduga memiliki peran aktif adalah senyawa glikosida flavonoid kuersitrin (Basma et al., 2011; Vallisuta, 2012).

Aktivtas Farmakologis sebagai Antioksidan dan Anti Radang

Senyawa radikal bebas telah diklaim memainkan peran penting dalam mempengaruhi kesehatan manusia dengan menyebabkan beberapa penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, penuaan, aterosklerosis, hipertensi, serangan jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Asupan antioksidan eksogen dapat membantu tubuh mengais radikal bebas secara efektif.  Skrining fitokimia E. hirta mengungkapkan adanya kandungan senyawa, termasuk flavanoid, yang mungkin bertanggung jawab terhadap tingginya aktivitas aktivitas anti-oksidatif E.hirta.  Aktivitas anti-oksidan E. hirta sebanding dengan asam askorbat  (Basma et al., 2011; Vallisuta, 2012). (S. Kumar et al., 2010) melaporkan bahwa ekstrak E. hirta memiliki aktivitas antioksidan.

Shih et al. (2010) dan Lanhers et al., (1991) , melaporkan bahwa ekstrak tanaman ini memiliki aktivitas anti peradangan (anti inflamasi). Aktivitas ini dikaitkan dengan kemampuan ekstrak untuk stabilisasi membran sel mast, sehingga menghambat pelepasan mediator inflamasi (Ramesh and Padmavathi, 2010). Ekstrak etanol E. hirta juga secara signifikan menghambat edema kaki tikus yang diinduksi dextran, melemahkan pelepasan interleukin-4 (IL-4) dan menambah IFN-gamma dalam splenosit tikus peka ovalbumin.  Youssouf et al, 2007.

Cara Penggunaan

Untuk pemakaian sehari-hari, herba patikan kebo dapat digunakan dengan cara direbus. Kurang lebih 50 gram herba segar atau 10 gram herba kering dipotong-potong atau dihancurkan hingga ukuran menjadi lebih kecil, lalu direbus menggunakan api sedang dengan air sebanyak kurang lebih 150 mL. Setelah air mendidih, kecilkan api dan tutup panci selama kurang lebih 15-30 menit. Matikan api, tunggu hingga rebusan agak dingin, setelah itu disaring.. Larutan siap dikonsumsi . Apabila dirasa terlalu pahit dapat ditambahkan gula pasir atau madu sesuai selera.

Efek Samping

Herba Patikan kebo telah digunakan secara turun temurun pada sistem pengobatan tradisional, hal ini menunjukkan bahwa dengan pemakaian secara direbus, herba ini aman digunakan

Kesimpulan

Meskipun E. hirta telah banyak digunakan  untuk mengobati berbagai penyakit di banyak negara, namun mekanisme molekuler  ekstrak tanaman belum banyak dieksplorasi. Beberapa hal yang telah jelas adalah aktivitas Anti-infeksi   disebabkan oleh aktivitas bakterisidal yang dimilikinya.  Tanaman ini juga memiliki aktivitas anti-inflamasi dan anti-oksidatif yang kuat. Aktivitas anti inflamasi dan antioksidan inilah yang diduga merupakan mekanisme tanamn ini mengatasi asma dan peradangan yang lain.  Secara keseluruhan, masih banyak aplikasi klinis E. hirta yang masih  perlu diteliti.

Pustaka

Basma, A.A., Zakaria, Z., Latha, L.Y., Sasidharan, S., 2011. Antioxidant activity and phytochemical screening of the methanol extracts of Euphorbia hirta L. Asian Pac. J. Trop. Med. 4, 386–390. https://doi.org/10.1016/S1995-7645(11)60109-0

Evans, W.C., Evans, D., Trease, G.E., 2009. Trease and Evans pharmacognosy, 16th ed. ed. Saunders/Elsevier, Edinburgh ; New York.

Galvez, J., Zarzuelo, A., Crespo, M.E., Lorente, M.D., Ocete, M.A., Jiménez, J., 1993. Antidiarrhoeic activity of Euphorbia hirta extract and isolation of an active flavonoid constituent. Planta Med. 59, 333–336. https://doi.org/10.1055/s-2006-959694

Hore, S.K., Ahuja, V., Mehta, G., Kumar, P., Pandey, S.K., Ahmad, A.H., 2006. Effect of aqueous Euphorbia hirta leaf extract on gastrointestinal motility. Fitoterapia 77, 35–38. https://doi.org/10.1016/j.fitote.2005.06.014

Kementrian Kesehatan, 2011. Farmakope Herbal Indonesia, I. ed. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kumar, Sunil, Malhotra, R., Kumar, D., 2010. Euphorbia hirta: Its chemistry, traditional and medicinal uses, and pharmacological activities. Pharmacogn. Rev. 4, 58. https://doi.org/10.4103/0973-7847.65327

Kumar, S., Malhotra, R., Kumar, D., 2010. Antidiabetic and free radicals scavenging potential of Euphorbia hirta flower extract. Indian J. Pharm. Sci. 72, 533.

Patil, S.B., Naikwade, N.S., Magdum, C.S., 2009. REVIEW ON PHYTOCHEMISTRY AND PHARMACOLOGICAL ASPECTS OF EUPHORBIA HIRTA LINN. J. Pharm. Res. Health Care 1.

Perumal, S., Mahmud, R., Pillai, S., Lee, W.C., Ramanathan, S., 2012. Antimicrobial Activity and Cytotoxicity Evaluation of Euphorbia hirta (L.) Extracts from Malaysia. APCBEE Procedia 2, 80–85. https://doi.org/10.1016/j.apcbee.2012.06.015

Ramesh, K.V., Padmavathi, K., 2010. Assessment of Immunomodulatory Activity of Euphorbia hirta L. Indian J. Pharm. Sci. 72, 621–625. https://doi.org/10.4103/0250-474X.78532

Sudarsono, D., Pudjoarinto, A., Gunawan, D., Donatus, I.A., Ngatidjan, Drajad, M., Wibowo, S., 1996. Tumbuhan obat : hasil penelitian, sifat-sifat dan penggunaan/ disusun oleh Dr. Sudarsono, Apt. … [et al.]. Pusat Penelitian Obat Tradisional, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Vallisuta, O. (Ed.), 2012. Drug Discovery Research in Pharmacognosy. InTech. https://doi.org/10.5772/1903

WU, Y., QU, W., GENG, D., LIANG, J.-Y., LUO, Y.-L., 2012. Phenols and flavonoids from the aerial part of Euphorbia hirta. Chin. J. Nat. Med. 10, 40–42. https://doi.org/10.1016/S1875-5364(12)60009-0

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Terkini

  • Herbal Nanomedicines Untuk Penyakit Neurodegeneratif: Potensi dan Tantangan Pengembangan
  • Tabir Surya Alami: Perlindungan atau Risiko Tersembunyi?
  • Minyak Sacha Inchi: Keajaiban Alam dengan Kandungan PUFA untuk Kesehatan dan Pengembangan Obat
  • Yuk kenalan dengan Spirulina: Produsen Protein Biru dari Sumber Daya Akuatik
  • Rahasia Daun dan Buah Sawo: Terapi Herbal Alami untuk Diabetes
Universitas Gadjah Mada

Kanal Pengetahuan

Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

email: kpf.farmasi@ugm.ac.id

© Kanal Pengetahuan Farmasi - Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju