Mengkudu, buah penuh manfaat yang hampir terlupakan
Oleh : Purwanto, M.Sc., Ph.D., Apt.
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, UGM
Kita tentu ingat sekitar 2 dekade yang lalu, mengkudu begitu populernya dengan banyak penelitian yang terkait dengan kandungan dan aktivitas buah ini terhadap kesehatan manusia. Jika kita hubungkan dengan pandemi yang tengah melanda dunia, yaitu covid 19, yang mana salah satu metode untuk menangkal penyakit ini adalah dengan cara meningkatkan daya tahan dan sistem imunitas tubuh, buah mengkudu yang mempunyai nama ilmiah Morinda citrifolia L. ini pantas untuk dikemukakan kembali. Bagian akar, batang, buah, dan daun dari tanaman yang juga dikenal dengan sebutan “Noni” ini secara tradisional sering dimanfaatkan untuk terapi terhadap artritis, sakit kepala, diabetes, hipertensi, dan beberapa penyakit infeksi (Ali dkk., 2016). Tanaman ini tumbuh dengan baik di Indonesia yang beriklim tropis sehingga ketersediaan tanaman bukanlah masalah yang berarti.
Kandungan kimia dan beberapa aksi farmakologi
Senyawa kimia yang terkandung dalam suatu herbal sangat menentukan efektivitas farmakologinya. Senyawa biokimiawi dalam buah mengkudu antara lain asam organik, alkohol, fenolik, antrakuinon, karotenoid, triterpenoid, flavonoid, lakton, iridoid, lignan, sterol, dan nukleosida (Saminathan dkk., 2013; Assi dkk., 2017), senyawa organo sulfur (Ali dkk., 2016), kumarin (misalnya skopoletin) (Wang, dkk., 2016); alkaloid (Almeida, dkk., 2019); asam lemak serta ester (Wei, dkk., 2011). Diantara kandungan asam lemaknya, metil dan etil ester dari asam heksanoat dan oktanoat adalah senyawa yang bertanggung jawab terhadap bau yang terdapat pada buah yang telah masak (Motshakeri dan Ghazali, 2015).
Dalam satu individu tanaman, kandungan metabolit-metabolit tersebut salah satunya tergantung pada tingkat kematangan buah. Sebagai contoh, skopoletin dan flavonoid rutin mencapai kadar tinggi pada saat bunga mekar daripada saat pertumbuhan buah (Lin dkk., 2014). Yang dkk. (2011) juga melaporkan bahwa kandungan fenolik total meningkat pada saat masa transisi dari buah berwarna hijau menuju ke buah berwarna putih, dan kemudian akan menurun saat buah sudah matang. Untuk beta karotenoidnya, bagian daun mengandung lebih banyak senyawa ini dibandingkan dengan buahnya (Aalbersberg dkk., 1993). West dkk. (2011) melaporkah bahwa kalium dan kalsium adalah mineral terbanyak pertama dan kedua di dalam buah mengkudu, sedangkan dibandingkan dengan vitamin yang lain, kandungan vitamin C adalah tertinggi, mencapai 1,13 mg/g daging buah. Karena kandungan kalium yang tinggi ini, buah mengkudu dilarang dikonsumsi oleh penderita gagal ginjal dan hiperkalemia. Hiperkalemia (terjadi kelebihan ion kalium dalam tubuh) yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan syaraf, ginjal, dan irama jantung.
Saat ini, banyak sekali penelitian tentang khasiat buah mengkudu sebagai pengobatan. Seiring dengan perkembangan teknologi, senyawa-senyawa aktif dalam tanaman ini telah diteliti efek-efeknya secara lebih spesifik. Buah mengkudu mengandung senyawa dengan nama damnacantal, yang merupakan senyawa golongan antrakinon dan dilaporkan bahwa senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7 pada konsentrasi 8,2 µg/mL. Damnacantal juga menginduksi cell cycle arrest di tahap G1 dalam siklus sel. Percobaan lain menunjukkan bahwa damnacantal menginduksi apoptosis melalui aktivasi p21 dan caspase-7 (Aziz dkk., 2014). Selain itu, pada percobaan dengan sel Hep G2 hepatocellular carcinoma, damnacantal mampu menurunkan level fosforilasi dari Akt (Vilas dkk., 2015). Senyawa antrakinon lain yang terkandung dalam buah mengkudu, yaitu alizarin, dilaporkan mampu menghambat proses angiogenesis dan mampu menginduksi apoptosis (Hornick dkk., 2003). Uniknya, senyawa golongan antrakuinon dalam buah mengkudu ini seperti halnya lusidin, alizarin, dan rubiadin, bukan terkandung dalam daging buahnya, melainkan dalam biji buahnya (West dkk., 2011). Untuk itulah pemakaian umum dalam pemanfaatan buah mengkudu adalah dengan cara membuat sediaan jus buah mengkudu yang masih hijau tapi mulai menguning. Dengan jus ini, biji buah juga akan hancur dan kandungan kimianya dapat keluar sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam hal efek yang berhubungan sebagai antikanker, buah mengkudu juga mengandung limonena, yaitu suatu senyawa monoterpenoid, yang mempunyai efek seperti halnya alizarin dan suatu sakarida tersulfatasi, yaitu 6-D-glukopiranosa pentaasetat, yang mampu menghambat proses metastasis sel kanker (Liu dkk., 2000). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa ekstrak buah mengkudu dengan kadar 1 dan 5 % mampu meningkatkan aktivitas glutation S-transferase (GST), enzim yang bertugas untuk mengkatalisis konjugasi senyawa xenobiotik dengan glutation sehingga menjadi lebih polar dan lebih mudah dieliminasi tubuh. Seperti kita ketahui bahwa xenobiotik adalah senyawa-senyawa kimia asing yang ada di dalam tubuh dan seringkali menyebabkan kerusakan sel. Jadi dengan meningkatnya aktivitas GST ini, sistem pertahanan tubuh terhadap xenobiotik menjadi meningkat (Purwanto dan Sudibyo, 2020).
Efek farmakologis lain yang terkenal dari buah mengkudu adalah antioksidan guna menangkal radikal bebas berlebihan yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap efek ini misalnya glikosida iridoid, asam asperulosida dan asperulosida (Su dkk., 2005). Lignan dalam mengkudu dilaporkan mampu menurunakan low density lipoproteins (LDL) sehingga baik untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler (Karniya dkk., 2003). Seperti kita ketahui bahwa LDL ini mudah menempel di dinding pembuluh darah dan membentuk plak sehingga menyebabkan penyumbatan dan mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga menyebabkan penyakit aterosklerosis.
Sementara itu, senyawa yang bertanggungjawab terhadap efek antihipertensi adalah alkaloid, yaitu proxeronin (Almeida dkk., 2019) dan asam asperusida, suatu monoterpenoid (Murata dkk., 2014), kuersetin, luteolin (suatu flavonoid) dan skopoletin (senyawa kumarin). Flavonoid ini mempunyai mekanisme aksi sebagai penghambat ACE (angiotensin converting enzyme), sementara itu skopoletin mempunyai aksi sebagai vasodilator dan relaksan otot polos pembuluh darah (Wigati dkk., 2017). Selain itu, prokseronin juga mempunyai efek sebagai antidepresi, mengurangi sakit selama menstruasi, dan antiaterosklerosis (Almeida dkk., 2019), sedangkan skopoletin (suatu kumarin) bertanggung jawab terhadap aktivitas analgesik, pengaturan kadar serotonin (Levand dan Larson, 1979), serta sebagai antiobesitas (Wigati dkk., 2017).
Selain beberapa paparan diatas tentang khasiat buah mengkudu, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa jus buah mengkudu mempunyai khasiat dalam hal imunomodulator, nefroprotektif, antiinflamasi, antidiabetes, hepatoprotektif, penyembuh luka, anti Alzheimer’s, dan antimikroba (Ali dkk., 2016). Mengingat begitu banyaknya khasiat dari buah mengkudu, alangkah baiknya kita mulai menengok kembali buah yang sempat menjadi trending topic beberapa tahun yang lalu ini.
Daftar Pustaka
Aalbersberg, W.G.L., Hussein, S., Sotheeswaran, S., dan Parkinson, S., 1993, Carotenoids in the leaves of Morinda citrifolia, Journal of Herbs, Spices &Medicinal Plants, 2 (1), 51-54.
Ali, M., Kenganora, M., dan Manjula, S.N., 2016, Health benefits of Morinda citrifolia (Noni) : a review, Pharmacognosy Journal, 8 (4), 321-334.
Almeida, E.S., de Oliveira, D., dan Hotza, D., 2019, Properties and applications of Morinda citrifolia (noni) : A review, Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 18, 883-909. Doi: 10.1111/1541-4337.12456.
Assi, R.A., Darwis, Y., Abdulbaqi, I. M., Khan, A. A., Vuanghao, L., dan Laghari, M.H., 2017, Morinda citrifolia (noni): A comprehensive review on its industrial uses, pharmacological activities, and clinical trials, Arabian Journal of Chemistry, 10 (5), 691-707. Doi.org/10.1016/j.arabjc.2015.06.018.
Aziz, M.Y.A., Abdul, R.O., Tamilselvan, S., Swee, K.Y., Wan, Y.H., dan Ismail, N.H., 2014, Damnacanthal is a potent inducer of apoptosis with anticancer activity by stimulating p53 and p21 genes in MCF7 breast cancer, Oncology Letters, 7 (5), 14791484.
Hornick, C.A., Myers, A., Sadowska, K.H., Anthony, C.T., dan Woltering, E.A., 2003, Inhibition of angiogenic initiation and disruption of newly established human vascular networks by juice from Morinda citrifolia (noni), Angiogenesis, 6 (2), 143149.
Jakia, N., 2021, Mengkudu, si aroma tak sedap yang kaya manfaat, https://www.cintajamu.id/mengkudu-sibau-yang-kaya-manfaat/, diakses 2 Juni 2021 pukul 21.15 WIB.
Kamiya, K., Tanaka, Y., Endang, H., Umar, M., dan Satake, T., 2004, Chemical constituents of
Morinda citrifolia fruits inhibit copper induced lowdensity lipoprotein oxidation, Journal of Agriculture and Food Chemistry, 52 (19), 58435848.
Levand, O. dan Larson, H.O., 1979, Some chemical constituents of Morinda citrifolia, Planta Medica, 36 (2), 186-187. Doi.org/10.1055/s-0028-1097264.
Lin, S.Y., Liao, Y.Y., Roan, S.F., Chen, I.Z., dan Chen, P.A., 2014, Growth of noni fruits (Morinda citrifolia L.) and accumulation of phenolic compounds during fruit development, Scientia Horticulturae, 178, 168-174. Doi.org/10.1016/j.scienta.2014.08.013.
Liu, J.M., Haroun, B.F., dan Boisson, V.C., 2000, Analysis of the in vitroinhibition of mammary
adenocarcinoma cell adhesion by sulphated polysaccharides, Anticancer Research, 20 (5A), 32653271.
Motshakeri, M. dan Ghazali, H.M., 2015, Nutritional, phytochemical and commercial quality of noni fruit : A multi-beneficial gift from nature, Trends in Food Science & Technology, 45 (1), 118-129. Doi.org/10.1016/j.tifs.2015.06.004.
Murata, K., Abe, Y., Futamura-Masuda, M., Uwaya, A., Isami, F., Deng, S., dan Matsuda, H., 2014, Effect of Morinda citrifolia fruit extract and its iridoid glycosides on blood fluidity, Journal of Natural Medicines, 68 (3), 498-504. Doi.org/10.1007/s11418-014-0826-z.
Purwanto dan Sudibyo, M., 2020, Activity of Noni fruit (Morinda citrifolia L.) ethanolic extract on class mu gluthation S-transferase of lung rat, Indonesian Journal of Cancer and Chemoprevention, 11 (1), 46-53.
Saminathan, M., Rai, R. B., Dhama, K., Tiwari, R., Chakraborty, S., Ranganath, G. J., dan Kannan, K., 2013, Systemic review on anticancer potentila and other health benefits pharmacology noni, International Journal of Pharmacology, 9 (8), 462-492. Doi.org/10.3923/ijp.2013.462.492.
Su, B.N., Pawlus, A.D., Jung, H.A., Keller, W.J., McLaughlin, J.L., dan Kinghorn, A.D., 2005, Chemical constituents of fruits of Morinda citrifolia (noni) and their antioxidant activity, J. Nat. Prod., 68 (4), 592595.
Vilas, J.A.G., Ana, R.Q., dan Miguel, A.M., 2015, Damnacanthal, a noni anthraquinone, inhibits
cMet and is a potent antitumor compound against Hep G2 human hepatocellular carcinoma cells, Sci. Rep., 5 (8021), 19.
Wang, J., Qin, X., Chen, Z., Ju, Z., He, W., Tan, Y., Zhou, X, Tu, Z, Lu, F, dan Liu, Y., 2016, Two new anthraquinones with antiviral activities from the barks of Morinda citrifolia (noni), Phytochemistry Letters, 15, 13-15. Doi.org/10.1016/j.phytol.2015.11.006.
Wei, G., Huang, A., dan Ho, C., 2011, Analysis of volatile compounds in noni fruit (Morinda citrifolia L.) juice by steam distillation-extraction and solid phase microextraction coupled with GC/AED and GC/MS, Journal of Food and Drug Analysis, 19 (1), 33-39.
West, B.J., Deng, S., dan Jensen, C.J., 2011, Nutrient and phytochemical analyses of processed noni puree, Food Research International, 44 (7), 2295-2301. Doi.org/10.1016/j.foodres.2010.09.038.
Wigati, D., Anwar, K., Sudarsono, dan Nugroho, A.E., 2017, Hypotensive activity of ethanolic extracts of Morinda citrifolia L. leaves and fruit in dexamethasone-induced hypertensive rat, Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine, 22 (1), 107-113. Doi.org/10.1177/2156587216653660.
Yang, J., Gadi, R., dan Thomson, T., 2011, Antioxidant capacity, total phenols, and ascorbic acid content of noni (Morinda citrifolia) fruits and leaves at various stages of maturity, Micronesica, 41 (2), 167-176.