Oleh. Ni Luh Putu Vidya Paramita
22/499202/SFA/00279
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi UGM
Dosen Prodi Farmasi FMIPA Universitas Udayana
Saat ini minuman Kesehatan menjadi sangat digemari oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu minuman Kesehatan yang saat ini sangat disukai bahkan banyak dibuat sendiri oleh masyarakat adalah kombucha. Kombucha adalah minuman fermentasi yang sangat populer belakangan ini di sosial media. Sehingga masyarakat perlu mengetahui apakah kombucha ini bermanfaat dan cara pembuatan kombucha.
Kombucha pada umumnya dibuat dari teh yang ditambahkan SCOBY (symbiotic culture dari bakteri dan jamur) dan sejumlah gula [1]. Rasa kombucha biasanya asam dan sedikit manis. Banyak penelitian yang melaporkan manfaat dari minuman kombucha, seperti untuk mencegah infeksi, menurunkan kadar gula darah, sebagai antioksidan, dan melindungi organ hati [2]. Selain itu khasiat untuk menurunkan kolesterol juga banyak dilaporkan dalam beberapa penelitian. Minuman kombucha tidak hanya dapat dibuat dari teh hijau, oolong dan teh hitam, namun juga dari beberapa rendaman lemon, mint dan jasmine [3]. Bahkan sesuai dengan asal muasal nama dari kombucha di daerah jepang yang artinya “seaweed tea”, kombucha juga bisa dibuat dari rumput laut [4]. Salah satu rumput laut yang terkenal dan memiliki potensi untuk menjadi makanan bermanfaat dan diolah menjadi minuman kombucha adalah anggur laut atau “sea grapes”.
Apa saja kandungan yang ada didalam anggur laut? Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anggur laut memiliki kandungan protein, serat, vitamin, mineral, polisakarida, flavonoid, dan asam lemak tak jenuh (PUFA) [5]. Indonesia kita ketahui memiliki sumber daya hayati laut yang sangat tinggi, salah satunya adalah rumput laut. Rumput laut telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan langsung maupun produk makanan olahar seperti agar-agar, jelly, permen, dan lainnya. Selain itu rumput laut juga dipercaya dapat dimanfaatkan menjadi sediaan kosmetik, seperti masker, serum, lotion dan lainnya. Selain semua yang disebutkan tadi, penelitian tentang manfaat rumput laut sebagai minuman kombucha telah dibuktikan dalam penelitian. Anggur laut atau sea grapes jenis Caulerpa racemose banyak tersebar di lautan Indonesia diantaranya perairan sulawesi utara [2] dan Pesisir laut Natuna Kepulauan Riau [6].
Ciri – Ciri Anggur Laut
Sebelum kita mengenal manfaat potensi kekayaan Indonesia ini, maka ada baiknya kita mengenal ciri – ciri dari jenis anggur laut ini. Berdasarkan laporan penelitian, gambar anggur laut dapat dilihat dibawah ini. Adanya bulir yang sangat besar pada gambar dibawah ini menjadi ciri khas jenis anggur laut Caulerpa racemose. Jenis anggur laut ini Ketika segar akan berwarna hijau, namun setelah mengalami proses pengeringan akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan dan memiliki aroma khas rumput laut [7]. Panjang rata – rata rumput laut ini adalah sekitar panjang rata-rata 35 – 50 cm [6].
Bagaimana Cara Membuat Kombucha Anggur Laut dari jenis Caulerpa racemose
Pembuatan minuman kombucha secara umum adalah gabungan dari cairan sumber nutrisi, gula, dan SCOBY. Pembuatan kombucha rumput laut telah dicoba pada salah satu penelitian yaitu dengan mencampur 25 g anggur laut, 50 mL air, 10 g SCOBY (diameter 16 cm) dan 100 g Larutan Starter SCOBY yang mengandung 20% madu Trigona. Lingkungan pembuatan terkait suhu dan waktu pembuatan akan menentukan seberapa banyak nutrisi yang bisa di proses oleh SCOBY yang dikatak sebagai biang untuk pembuatan minuman kombucha ini. Campuran tadi dapat di simpan dalam botol 1000 mL pada suhu ruangan selama 12 hari. Tidak lupa bahwa selama proses pembuatan, botol harus ditutup rapat untuk mencegah adanya oksigen masuk selama proses pembuatan kombucha [2].
Hasil Percobaan Kombucha Anggur Laut Pada Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana berat badan melebihi batas Body Mass Index (BMI) normal. Orlistat merupakan salah satu obat yang diberikan oleh dokter untuk kondisi obesitas. Baru saja ada Penelitian yang membuktikan khasiat kombucha anggur laut untuk kondisi obesitas dibandingkan dengan obat yang ada seperti Orlistat. Berdasarkan pengujian hambatan terhadap Enzim lipase dimana khasiat kombucha akan sebanding dengan orlistat apabila dikonsumsi sebanyak 250 mg/mL dengan persentase hambatan adalah 88,93 %. Walaupun dosis pada pengujian dengan enzim tidak dapat di konversikan untuk diberikan ke manusia, namun hasil pengujian ini bisa menjadi gambaran awal mengenai kemampuan kombucha dalam menghambat lipase. Percobaan ini memberikan makna bahwa kombucha mampu menghambat kerja lipase pada lambung dan pankreas yang terdapat di saluran gastrointestinal sehingga mampu menurunkan penyerapan lemak [2].
Percobaan kombucha anggur laut juga telah dicobakan kepada hewan mencit yang telah dibuat memiliki kolesterol tinggi karena diberikan makanan yang mengandung colic acid, serbuk kolesterol, minyak jagung dan minyak babi [2]. Kolesterol tinggi adalah kecenderungan yang dimiliki ketika seseorang mengalami obesitas. Tolak ukur kolesterol tinggi biasanya dilihat dari pengukuran nilai total kolesterol, trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL). Hasil percobaan pemberian kombucha dengan dosis 150mg/Kg BB ternyata mampu menurunkan kadar total kolesterol, trigliserida dan LDL dibandingkan mencit obesitas dan mencit normal (tidak obesitas dan tidak diberikan kombucha). Pada dosis tersebut juga mampu menaikkan nilai HDL. Dimana HDL adalah lemak kategori baik yang mampu mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Berdasarkan. Namun hasil tersebut diatas berbeda ketika dosis pemberian kombucha ditingkatkan menjadi 300mg/Kg BB [2].
Kesimpulan
Percobaan diatas membuktikan bahwa minuman kombucha dapat memberi manfaat dan khasiat yang signifikan berbeda apabila mencit normal tidak diberikan minuman tersebut. Begitu pula pada mencit yang mengalami obesitas. Bagaimana cara kita menghitung sebenarnya berapa dosis yang kita butuhkan untuk diminum setiap harinya? Yaitu dengan cara menghitung dosis yang efektif diatas. Apabila berat rata – rata manusia dewasa adalah 70kg BB maka dosis yang dibutuhkan oleh manusia tersebut adalah sekitar 150 mg dikalikan 70 kg BB yaitu sebesar 10.500 mg. Apabila berat kombucha dianggap mendekati 1. Maka berat volume dapat dihitung sebesar kurang lebih 10.500 mL atau sekitar 10 Liter. Namun Bobot jenis Kombucha biasanya kurang dari 1. Sehingga jumlah yang dapat dikonsumsi adalah kurang dari 10 liter. Dengan jumlah konsumsi kombucha sebanyak itu, maka sebaiknya penggunaan kombucha perlu diperhatikan terutama untuk beberapa orang seperti Ibu hamil dan menyusui. Kombucha juga diketahui memiliki kandungan alcohol yang cukup tinggi, sehingga apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dalam waktu 1 hari dan jangka Panjang maka akan dapat terjadi reaksi alergi, asidosis, dan komplikasi pada organ hati. Itulah mengapa penggunaan produk bahan alam tidak bisa digunakan sebagai obat dengan efek cepat. Sebaiknya pemanfaatan kombucha harus digunakan sebagai minuman Kesehatan dalam jumlah terbatas namun digunakan sering untuk pemeliharaan karena apapun yang berlebihan pasti tidak baik.
Pustaka
[1] Bishop, Peyton, Eric R. Pitts, Drew Budner, and Katherine A. Thompson-Witrick. “Kombucha: Biochemical and Microbiological Impacts on the Chemical and Flavor Profile.” Food Chemistry Advances 1 (October 1, 2022): 100025. https://doi.org/10.1016/j.focha.2022.100025.
[2] Permatasari, Happy Kurnia, Novi Khila Firani, Bambang Prijadi, Dicky Faizal Irnandi, Wibi Riawan, Muhammad Yusuf, Nasim Amar, et al. “Kombucha Drink Enriched with Sea Grapes (Caulerpa Racemosa) as Potential Functional Beverage to Contrast Obesity: An in Vivo and in Vitro Approach.” Clinical Nutrition ESPEN 49 (June 1, 2022): 232–40. https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2022.04.015.
[3] Watawana MI, Jayawardena N, Gunawardhana CB, Waisundara VY. Health, wellness, and safety aspects of the consumption of kombucha. J Chem 2015. https://doi.org/10.1155/2015/591869.
[4] Crum, H., & LaGory, A. (2016). The big book of Kombucha: Brewing, flavoring, and enjoying the health benefits of fermented tea. North Adams, MA: Storey Publishing.
[5] Klein J, Verlaque M. The Caulerpa racemosa invasion: a critical review. Mar Pollut Bull 2008;56(2):205e25. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2007.09.043.
[6] Jumsurizal, Jumsurizal, Aidil Fadli Ilhamdy, Anggi Anggi, and Astika Astika. “Karakteristik Kimia Rumput Laut Hijau (Caulerpa racemosa & Caulerpa taxifolia) dari Laut Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia.” Akuatika Indonesia 6, no. 1 (May 15, 2021): 19. https://doi.org/10.24198/jaki.v6i1.30008.
[7] Ramakrishnan AR, Mala K & Prakasam A. (2015). Phytochemical analysis of marine macroalga Caulerpa racemosa (J. Agardh) (ChlorophytaCaulerpales) from Tirunelveli District, Tamilnandu, India. Journal of Global Biosciences. 4, (8), 3055-3067.