Oleh Nurlely
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi UGM
Prodi Pendidikan Profesi Apoteker, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat
Siapa yang tidak kenal dengan salam, atau dengan nama latin Syzygium polyanthum atau Eugenia polyantha, memang banyak sekali digunakan untuk menambah aroma masakan terutama daunnya. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di pasar baik yang sudah kering ataupun yang masih segar. Tidak hanya untuk menambah aroma dalam masakan, tanaman ini juga bisa digunakan untuk memelihara kesehatan, mengobati penyakit bahkan dapat mengawetkan ikan bandeng (1). Sebenarnya tanaman ini tidak hanya memiliki manfaat pada daun, tetapi kulit batang, akar dan juga buahnya telah diteliti secara ilmiah memiliki efek untuk mengobat berbagai penyakit. Pada artikel ini akan kita bahas manfaat apa saja yang ada pada salam serta kandungannya yang mendukung tanaman memiliki segudang manfaat. Tidak ketinggalan juga bagaimana mengolah daun salam ini sesuai khasiatnya agar kandungan aktif dalam tanaman ini tidak hilang.
Syzygium polyanthum atau salam merupakan jenis tumbuhan yang banyak tersebar terutama di daerah Asia Selatan: Nepal, Sri Lanka, Pakistan dan India. Selain itu di Asia Tenggara tanaman ini mudah ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura serta beberapa tempat lainnya (2, 3). Tanaman ini termasuk ke dalam famili Myrtaceae dimana daun dari famili memiliki sifat berserabut kayu dan memiliki kanlenjar minyak atau bisa kita sebut mengandung minyak atsiri (2).
Salam merupakan pohon besar yang memiliki kulit batang tebal warna batang coklat keabuan dan tumbuh pada ketinggian sekitar 5 sampai 10 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini memiliki jenis bunga banci dengan 4-5 daun kelopak dengan jumlah daun mahkota yang sama dan benang sari yang cukup banyak. Bentuk daun salam biasanya lonjong sampai elips dimana ujungnya tumpul dengan panjang 50-150 mm, lebar 35-65 mm dengan 6-10 urat daun lateral. Tangkai daun salam juga memiliki panjang 5-12 mm (2, 4). Buah salam yang mengandung biji berbentuk lonjong dengan panjang 0,5-3,5 cm dengan warna hitam sampai ungu tua. Buah ini memiliki bau sedikit asam dengan rasa asam menjadikan ciri khas dari tanaman ini (5)
Daun salam memiliki kandungan kimia yaitu minyak esensial sitral dan eugenol, tannin, flavonoid, fenol, asam fenolat, seskuiterfenoid’ aldehid dan lakton. Senyawa fenol yang terdapat dalam daun ini adalah asam kafeat, asam galat, 4-allyl-1,2-dihidroksibenzen (hidroksikavikol). Pada buah yang masih belum matang terdapat kandungan karbohidrat, tannin, alkaloid, steroid, triterpenoid dan juga flavonoid. Selain itu pada buah matang mengandung saponin, karbohidrat, tannin, alkaloid, triterpenoid dan flavonoid. Pada kulit batang salam juga dapat dijadikan sebagai antibakteri dengan kandungan tannin yang dikandungnya (6-8).
Antioksidan
Daun salam memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang cukup tinggi dengan menggunakan beberapa uji antioksidan seperti DPPH radical scavenging test, ferric ion test, reducing power test, linoleic acid bleaching assay, FRAP dan ABTS assays. Selain daun, bagian tanaman lain dari salam seperti buah yang matang ataupun yang tidak matang serta kulit batang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Pengujian ini digunakan dengan berbagai pelarut seperti etanol, air, etilasetat, diklorometan dan juga air. (6, 9).
Antidiabetes
Penelitian membuktikan daun salam dapat menurunkan kadar gula darah dengan menghambat alfa glucosidase yaitu enzim yang berperan dalam mengurangi penyerapan karbohidrat pada makanan oleh usus sehingga kadar gula dalam darah akan menurun. Hal ini diduga dengan adanya kandungan myricetin-3-O-rhamnoside (myricitrin) and epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang berperan dalam aktivitas ini. Dengan uji in silico juga didapatkan bahwa kandungan yang terdapat dalam daun salam ini memiliki energi ikatan yang sebanding dengan acarbose yang merupakan obat diabetes yang beredar di pasaran (10)
Antibakteri dan antijamur
Ekstrak daun salam memiliki kemampuan sebagai antibakteri khususnya bakteri bawaan makanan seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Vibrio cholerae. Pada buah anggur juga diujikan bagaimana pertumbuhan bakteri-bakteri ini ketika diberikan ekstrak daun salam dimana terjadi penuruna dari jumlah bakteri yang terdapat apda buah anggur. Hal ini menunjukkan tidak hanya pada Kesehatan, daun salam juga dapat dijadikan sanitizer alami pada buah anggur (11). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa tidak hanya daun, buah yang masak dan tidak masak dari salam juga memiliki sifat anti jamur pada Candida albicans yang dapat menyerang saluran pencernaan, mulut dan juga vagina (6).
Antihipertensi
Dekok daun salam atau yang lebih dikenal dengan ekstrak air daun salam telah terbukti secara ilmiah juga dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan utama asam galat yang merupakan senyawa fenolik utama memiliki kontribusi utama dalam menurunkan tekanan darah sistolik setelah 3 minggu pemberian esktrak air dari daun salam (12).
Antiinflamasi dan Rheumatoid Artritis
Kulit batang salam juga memiliki efek sebagai antiinflamasi dimana bagian ini memiliki kandungan stigmasterol, 8-hydroxy-6-methoxy-3-pentylisocoumarin, 3,3’-di-O-methylellagic acid, metilgalat, asiatic acid, arjunolic acid dan daucosterol. (13). Selain pada kulit batang, ekstrak etanol 70% juga memiliki khasiat antiinflamasi dan terbukti dapat mengobati rheumatoid artritis dengan menurunkan skor kaki hewan uji yang mengalami artritis. Aktivitas ini diduga dengan adanya kandungan flavonoid, saponin, tannin dan essential oils di dalam daun salam (14)
Antidiare
Ekstrak etanol daun salam juga dibuktikan memiliki aktivitas sebagai antidiare pada hewan uji yang diinduksi dengan minyak jarak. Potensi ekstrak sebanding degan obat yang telah beredar di pasaran yaitu loperamide. Aktivitas ini diduga dengan kandungan tannin, flavonoid, 10-epigazanioplid, gazaniolid, spirafolida, costunolid, reinosin dan santamarin yang dapat mengobati diare (15)
Antihiperurisemia
Rebusan air daun salam dibuktikan dapat menurunkan kadar asam urat. Dimana pada pengujian toksisitas juga dihasilkan aman baik uji toksisitas akut dan sub akut. Hal ini juga diperkuat dengan beberapa kandungan yang terdapat di dalam daun ini seperti saponin, selenium, lakton, sitral, triterpenoid, fenol, lakton, karbohidrat dan beberapa vitamin (16).
Pengawet ikan alami
Satu manfaat penggunaan salam selain untuk kesehatan, tanaman ini ternyata juga dapat digunakan dalam mengawetkan ikan bandeng. Pencelupan ikan bandeng dengan ekstrak etanol 20% daun salam mampu mempertahankan pH rata-rata ikan bandeng 6,25-6,52 sehingga dapat mengahmbat pembusukan. Selain itu totgal koloni bakteri pemeriksaan mengalami penurunan yang sangat signifikan terutama pada ekstrak etanol 20%. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun salam tidak hanya mengobati berbagai penyakit tetapi juga dapat digunakan untuk mengawetkan ikan bandeng (1)
Berdasarkan khasiat dan kandungan yang ada pada salam, ternyata salam tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur untuk menambah aroma masakan tetapi juga memiliki segudang manfaat untuk menjaga kesehatan dan juga dapat dijadikan pengawet alami pada ikan bandeng. Untuk tetap menjaga kandungan aktif yang terdapat di salam, maka juga perlu diperhatikan cara pengolahan terutama daun salam. Karena daun salam mengandung banyak minyak esensial maka perlu diperhatikan waktu pengambilan yakni terutama di pagi hari dan juga dapat dipetik pada daun yang masih muda. Hal ini dikarenakan minyak esensial memiliki kandungan yang cukup tinggi di waktu pagi hari. Dengan banyaknya khasiat salam, maka mari kita budayakan hidup sehat dengan memanfaatkan tumbuhan khas Indonesia. Salam Sehat !
PUSTAKA
- Yanestria SM, Rahayu A, Chrystin Rambu Uru B, Yoppy Ro Chandra A. Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha, Weight.) sebagai Pengawet Alami pada Ikan Bandeng (Chanos chanos). Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan. 2020;11(2):127-34.
- Mahmoud Dogara A. Review of Ethnopharmacology, Morpho-Anatomy, Biological Evaluation and Chemical Composition of Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Plant Science Today. 2022;9(1):167–77.
- Pratama BP, Pranoto Y, Swasono RT. Effect of Drying Time and Temperature to the Chemical Properties and Enzymatic Activities Related to the β-ocimene Production in Syzygium polyanthum Leaves. Trends in Sciences. 2022;19(23).
- Tasya Putri Atma Utami DWS. Uji Efektivitas Daun Salam (Syzygium Polyantha) Sebagai Antihipertensi Pada Tikus Galur Wistar. Medical Journal of Lampung University. 2017;6(1).
- Raman V, Bussmann RW, Khan IA. Which Bay Leaf is in Your Spice Rack? – A Quality Control Study. Planta medica. 2017;83(12-13):1058-67.
- Azlini I, Wan Amir Nizam Wan A. Syzygium polyanthum (Wight) Walp: A Potential Phytomedicine. Pharmacognosy Journal. 2019;11(2).
- Mawan AR, Indriwati SE, Suhadi S. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Kulit Batang Tumbuhan Salam (Syzygium Polyanthum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. BIOEDUKASI. 2017(1):8-13%V 5.
- Rochmat A, Aditya G, Kusmayanti N, Kustiningsih I, Hariri A, Rezaldi F. Invitro Activity and Docking Approach In Silico Leaf Extract Syzygium polyanthum (Wight) Walp. as a Salmonella typhi Inhibitor. Trends in Sciences. 2022;19(16).
- Mutia Devi Hidayati TE, Kuniyoshi Shimizu, Sri Fatmawati. Antioxidant Activity of Syzygium polyanthum Extracts. indonesia journal of chemistry. 2017;17(1).
- Syabana MA, Yuliana ND, Batubara I, Fardiaz D. α-glucosidase inhibitors from Syzygium polyanthum (Wight) Walp leaves as revealed by metabolomics and in silico approaches. Journal of ethnopharmacology. 2022;282:114618.
- Ramli S, Radu S, Shaari K, Rukayadi Y. Antibacterial Activity of Ethanolic Extract of Syzygium polyanthum L. (Salam) Leaves against Foodborne Pathogens and Application as Food Sanitizer. BioMed research international. 2017;9024246(10):19.
- Azlini I, Nurul Syahida R, Mahaneem M, Wan Amir Nizam Wan A. Acute and Sub-Acute Antihypertensive Effects of Syzygium polyanthum Leaf Extracts with Determination of Gallic Acid using HPLC Analysis. Pharmacognosy Journal. 2018;10(4).
- Sabandar C, Jalil J, Ahmat N, Aladdin N-A, Khairunissa N, Sahidin S. Anti-Inflammatory and Antioxidant Activity of Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Sains Malaysiana. 2022;51:1475-85.
- Amirah S, Wati A, Putra B, Alani F. Aktivitas Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai Antirheumatoid Artritis pada Tikus yang Diinduksi Complete Freund’s Adjuvants (CFA): Antirheumatoid Arthritis Activity of Salam (Syzygium polyanthum) Leaf Extract to Mice Induced by Complete Freund’s Adjuvants (CFA). Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal). 2020;6:77-83.
- Malik A, Ahmad A. Antidiarrheal activity of etanolic extract of bay leaves. (Syzygium polyanthum [wight.] Walp.). IRJP. 2013;2013:106-8.
- Darussalam M, Rukmi D. The Role Of Boiled Water Of Syzygium Polyanthum Leaves In Decreasing Hyperuricemia Levels2019.