Penulis:
Apt. Adeltrudis Adelsa D., M.Farm.Klin.1)
Dr. apt. Sekar Ayu Pawestri, S.Farm. 2)
1) Mahasiswa Program Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
Dosen Departemen Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
2) Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
Gambar 1. Minuman wedang uwuh, dikutip dari Setyowati et al., 2023
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan rempah. Bahkan setengah dari rempah dunia berasal dari Indonesia. Selain banyak digunakan dalam masakan, rempah juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Banyak penelitian menggunakan rempah sebagai potensi bahan aktif untuk tujuan farmakologis tertentu. Jauh sebelum adanya penelitian, masyarakat Indonesia sering mengkonsumsi rempah dalam bentuk minuman. Wedang adalah sebutan untuk minuman hangat dalam bahasa Jawa. Wedang uwuh merupakan minuman khas Imogiri, Yogyakarta, yang juga terkenal bermanfaat bagi kesehatan. Minuman ini sudah masuk sebagai warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejarah Wedang Uwuh
Wedang uwuh pertama kali muncul saat zaman Raja Mataram, Sultan Agung. Saat itu, sang Raja meminta abdinya untuk dibuatkan minuman penghangat tubuh. Abdi raja awalnya membuat wedang secang, lalu meletakkannya di bawah pohon tempat sang Raja bersemedi. Saat itu, angin bertiup cukup kencang sehingga merontokkan dahan serta daun pepohonan yang tidak sengaja jatuh ke dalam minuman raja. Sang raja yang meminum wedang yang sudah tercampur itu, ternyata menyukai rasa minumannya. Maka sang abdi akhirnya membuatkan minuman dengan tambahan dahan dan daun pepohonan yang masuk ke dalam minuman tersebut.
Komposisi Wedang Uwuh
Wedang itu disebut wedang uwuh (uwuh = sampah/ampas), dikarenakan herba penyusun wedang ini tampak seperti sampah. Komposisi wedang uwuh umumnya terdiri dari: jahe emprit, serutan kayu secang, kapulaga, daun pala, buah pala, batang cengkeh, daun cengkeh, bunga cengkeh, daun kayu manis, batang kayu manis, sereh dan gula batu.
Manfaat umum wedang uwuh
Manfaat wedang uwuh bagi kesehatan yang dirasakan masyarakat ketika mengonsumsi rutin wedang uwuh adalah memberikan rasa hangat pada tubuh, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membantu meredakan flu, batuk, serta kelelahan. Selain itu, penelitian juga melaporkan wedang uwuh bermanfaat dalam mengontrol kadar gula darah karena memiliki aktivitas antioksidan.
Manfaat untuk kesehatan berdasarkan komposisi wedang uwuh
- Jahe
Rimpang jahe memiliki kandungan energi,karbohidrat, protein, dan serat. Selain itu, jahe juga mengandung beragam mineral dan vitamin, seperti vitamin A, vitamin B6 dan vitamin C. Jahe memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain digunakan sebagai antispasmodik, ekspektoran, antitusif, bronkodilator, analgesik, anti-inflamasi, antivirus, antibakteri, antioksidan serta mengatasi masalah pencernaan.
- Kayu secang
Tanaman kayu secang memiliki kandungan flavonoid yang terkenal dengan efek antioksidan. Salah satu bentuk dari golongan flavonoid ialah antosianin. Selain sebagai antioksidan, antosianin juga bermanfaat sebagai anti-inflamasi, antibakteri, anti kanker dan mencegah peroksidasi lipid sebagai upaya menjaga endotel.
- Kapulaga
Kapulaga banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi bau mulut, melegakan tenggorokan, mengatasi radang tenggorokan. Kandungan minyak atsiri dari kapulaga memiliki efek anti jamur dan antibakteri. Kapulaga juga dapat mengatasi kembung pada perut.
- Pala
Tanaman pala dapat dimanfaatkan bagian daging buah dan daunnya. Keduanya mengandung minyak atsiri, hanya saja kandungan pada daging buah jauh lebih banyak dibanding bagian daun. Daging buah dan daun pala sama-sama mengandung flavonoid dan terpenoid yang memiliki efek antibakteri. Flavonoid mampu merusak permeabilitas dinding sel bakteri, dan terpenoid mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri daging buah pala 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan daun pala.
- Cengkeh
Batang, daun, dan bunga cengkeh merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam wedang uwuh. Cengkeh mengandung senyawa fenolik seperti eugenol, eugenol acetate, dan asam galat yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antiseptik, mengobati diare dan mual, mengurangi bau mulut, dan mengobati sakit gigi serta batuk. Selain itu, dapat memberikan pula efek hangat.
- Kayu manis
Bagian kayu manis yang digunakan adalah bagian daun dan batang. Bahan ini mengandung flavonoid fenolik seperti karoten, zeaxanthin, lutein, dan cryptoxanthin yang dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, analgesik, antikanker, dan antirematik.
- Sereh
Pada bagian akar dan daun sereh digunakan dalam campuran wedang uwuh. Sereh memiliki kandungan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan.
- Gula batu
Bahan ini digunakan sebagai pemanis. Namun, penggunaan gula batu dapat ditambahkan maupun tidak, berdasarkan selera dari konsumen.
Proses penyeduhan wedang uwuh
Proses penyeduhan wedang uwuh bentuk kering (racikan) umumnya adalah sebagai berikut.:
- Jahe dikupas dan ditumbuk kasar.
- Jahe dan bahan lain ditambahkan ke dalam air.
- Campuran tersebut direbus dengan api sedang selama 10 menit. Kemudian disaring dan dituangkan ke dalam gelas.
- Minuman siap dinikmati saat masih hangat.
Saat ini berbagai inovasi bentuk wedang uwuh tidak hanya dalam bentuk kering, namun tersedia dalam bentuk kantong celup (dip bag), serbuk instan, sirup, dan klisikan (wedang uwuh yang dicampur dengan susu sapi) yang penyajiannya disesuaikan.
Referensi:
Arrizqiyani, T., Sumiati, S., & Meliansyah, M. (2018). Aktivitas antibakteri daging buah dan daun pala (Myristica fragrans) terhadap Escherichia coli. Jurnal vokasi kesehatan, 4(2), 81-84.
Avoseh, O. et al. (2015) ‘Cymbopogon Species; Ethnopharmacology, Phytochemistry and the Pharmacological Importance’, Molecules, 20(5), pp. 7438–7453. Available at: https://doi.org/10.3390/molecules20057438.
Gunawan, D.P.A. (2021) Pengaruh Variasi Waktu Rebusan Wedang Uwuh Terhadap Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH (2,2 dipenhyl-1-picrylhidrazyl). diploma. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional. Available at: http://librepo.stikesnas.ac.id/554/ (Accessed: 1 March 2023).
Harijono, H. et al. (2021) ‘Potensi Minuman Fungsional Wedang Uwuh Sebagai Kontrol Berat Badan Dan Kontrol Kadar Glukosa Darah’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 9(3), pp. 155–164. Available at: https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2021.009.03.3.
Kajian Minuman Tradisional Wedang Uwuh Dalam Upaya Pengembangan Kesehatan Tradisional di DIY (no date). Available at: https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/kajian-minuman-tradisional-wedang-uwuh-dalam-upaya-pengembangan-kesehatan-tradisional-di-diy (Accessed: 24 March 2023).
Nomer, NMGR, Duniaji, AS, NOcianitri, KA. (2019) Kandungan Senyawa Flavonoid dan Antosianin Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) serta Aktivitas Antibakteri Terhadap Vibrio choleraeJurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Vol. 8(2), 216-225.
Sari, D and Nasuha, A. (2021) Kandungan Zat Gizi, Fitokimia, dan Aktivitas Farmakologis pada Jahe (Zingiber officinale Rosc): Review. Tropical Bioscience: Journal of Biological Science. Vol. 1(2), 11-18.
Setyowati, N. et al. (2023) ‘The hidden treasure of wedang uwuh, an ethnic traditional drink from Java, Indonesia: Its benefits and innovations’, International Journal of Gastronomy and Food Science, 31, p. 100688. Available at: https://doi.org/10.1016/j.ijgfs.2023.100688.
Sukandar, D, et al. (2015) Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum compactum Sol. Ex Maton). JKTI, Vol. 17(2), 119-129.