Universitas Gadjah Mada Kanal Pengetahuan Farmasi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Kemoprevensi dan Antikanker
  • Seputar Biang Keringat

Seputar Biang Keringat

  • Kemoprevensi dan Antikanker
  • 27 December 2024, 15.21
  • Oleh: fariz.aqsha
  • 0

Biang keringat atau miliaria merupakan kondisi kulit dengan ruam kecil yang diakibatkan adanya penyumbatan kelenjar keringat. Hal ini menyebabkan aliran balik keringat ke dermis atau epidermis menimbulkan bentol kecil di bawah kulit.

Biang keringat dapat terjadi pada semua kelompok umur, etnis, jenis kelamin, namun pada bayi dan anak-anak berisiko lebih tinggi karena belum matangnya fungsi saluran kelenjat keringat. Biang keringat umumnya terjadi di iklim hangat dan lembab, terutama selama musim panas. Ruam biasanya sembuh tanpa pengobatan.

Pemicu terjadinya biang keringat juga dapat disebabkan oleh riwayat penggunaan obat-obatan yang memicu keringat antara lain  bethanechol, clonidine, dan neostigmine.

Beberapa jenis biang keringat,antara lain:

  1. Miliaria crystalline: umumnya terjadi pada orang dewasa dan neonatus. Jenis ini ditandai dengan bintil yang menyerupai tetesan air pada kulit dan mudah pecah. Ruam biasanya muncul dalam beberapa hari setelah terpapar faktor risiko dan sembuh dalam sehari setelah lapisan kulit paling luar terlepas.
  2. Miliaria rubra: Kondisi ini adalah bentuk miliaria yang paling umum dan ditandai dengan sumbatnya saluran keringat di lapisan kulit yang lebih dalam, yang memicu respons inflamasi. Hal ini mengarah pada pembentukan bintil yang lebih besar. Oleh karena respon inflamasi, penderita bisa mengalami gejala gatal dan nyeri yang dapat diperburuk ketika berkeringat, menyebabkan peningkatan terjadinya iritasi.
  3. Miliaria profunda: Miliaria profunda menghasilkan bintil besar dan keras, menyerang lapisan kulit lebih dalam, di persimpangan dermal-epidermis.  Kondisi ini sering diamati pada pasien dengan riwayat beberapa kali mengalami miliaria rubra. Ruam biasanya muncul dalam beberapa menit hingga jam setelah berkeringat dan sembuh dalam waktu satu jam setelah berkeringat berhenti.

Pengobatan miliaria unik tergantung pada jenisnya. Namun, pada umumnya, penangananan pada biang keringat berfokus pada mengurangi terjadinya keringat dan mencegah penyumbatan kelenjar. Penanganan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Menjaga kulit dalam suasana dingin, seperti mandi menggunakan air dingin, berada di ruangan yang sejuk
  2. Menggunakan perawatan kulit yang tepat, yaitu gentle cleanser dan menghindari krim kental atau salep yang dapat menyumbat saluran keringat.
  3. Meminum air yang cukup agar tetap terhidrasi
  4. Menggunakan pakaian longgar atau tidak ketat
  5. Menghindari material yang menempel di kulit seperti perban atau patch
  6. Menghindari lingkungan yang panas
  7. Pemberian steroid topikal atau antihistamin untuk meredakan gatal
  8. Miliaria crystallina biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena biasanya sembuh dalam waktu 24 jam.
  9. Miliaria rubra diobati dengan mengurangi peradangan. Penggunaan kortikosteroid seperti krim triamcinolone 0,1%, dapat dioleskan ke area yang terkena selama 1 hingga 2 minggu. Sedangkan, miliaria pustulosa yang berkembang, antibiotik topikal seperti klindamisin digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Konsultasi diperlukan untuk penderita dengan miliaria parah, berulang, atau resisten terhadap perawatan standar.

(Sumber gambar: https://img.freepik.com/free-vector/baby-with-heat-rash_1308-17553.jpg?ga=GA1.1.624983005.1733895300&semt=ais_hybrid, Designed by Freepik)

Referensi

Danzig, R.M., Raunig, J.M., dan Acholonu, C.J., 2024. Exertional Heat Illness—From Identifying Heat Rash to Treating Heat Stroke. Pediatric Annals, 53: e17–e21.

Guerra, K.C., Toncar, A., dan Krishnamurthy, K., 2024. Miliaria, dalam: StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL).

Sorensen, C. dan Hess, J., 2022. Treatment and Prevention of Heat-Related Illness. New England Journal of Medicine, 387: 1404–1413.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Terkini

  • Tabir Surya Alami: Perlindungan atau Risiko Tersembunyi?
  • Minyak Sacha Inchi: Keajaiban Alam dengan Kandungan PUFA untuk Kesehatan dan Pengembangan Obat
  • Yuk kenalan dengan Spirulina: Produsen Protein Biru dari Sumber Daya Akuatik
  • Rahasia Daun dan Buah Sawo: Terapi Herbal Alami untuk Diabetes
  • EPIGALLOCATECHIN GALLATE (EGCG) KANDUNGAN “AJAIB” DARI TEH HIJAU YANG BERMANFAAT UNTUK KESEHATAN
Universitas Gadjah Mada

Kanal Pengetahuan

Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

email: kpf.farmasi@ugm.ac.id

© Kanal Pengetahuan Farmasi - Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju