Penulis
Dr. Sylvia Utami Tanjung Prastiwi, M.Si
Dosen Fakultas Farmasi UGM
Okra (Abelmoschus esculentus) dikenal juga dengan sebutan “lady’s finger” atau “bendi,” merupakan tanaman tahunan yang populer di berbagai belahan dunia, terutama di iklim tropis. Okra populer dalam masakan dari Amerika Selatan dan Asia Selatan karena dapat digoreng, direbus, diasamkan, atau digunakan sebagai bahan pengental dalam sup dan saus. Selain sebagai bahan makanan, Okra juga dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan karena kaya akan serat, vitamin C, vitamin K, asam folat, dan berbagai antioksidan. Okra juga rendah kalori dan mengandung beberapa mineral seperti potasium dan magnesium yang berguna untuk kesehatan.
Okra (Gambar 2) merupakan tanaman tegak, berkayu di pangkal, dengan tinggi mencapai 2 meter, tidak bercabang. Daun tanaman ini berbentuk bulat telur dengan panjang dan lebar 10-20 cm, dengan 5-7 lobus, berbentuk lanset hingga lobus bergerigi bulat telur, dapat berujung lancip atau tumpul. Bunga berdiameter 4-8 cm, dengan lima kelopak berwarna putih hingga kuning berukuran 2 cm dengan bintik-bintik ungu di pangkal kelopak. Buah polong berbentuk kapsul memanjang hingga 20 cm meruncing kehijauan dan ditutupi lapisan tipis bulu-bulu halus. Buah Okra (Gambar 1) memiliki penampang segi lima berisi banyak biji kecil yang dapat dimakan yang dikelilingi oleh zat kental (musilago).
Kuncup bunga dan daun muda dimasak serupa daun bayam, diketahui berkhasiat sebagai diuretic, abortifasien, berkhasiat sebagai obat tukak lambung dan luka (Weniger & Robineau, 1988). Biji okra merupakan sumber minyak dan protein, memiliki efek antispasmodik dan stimulan. Lendir (musilago) pada buah okra memiliki sifat obat sebagai emolien, pencahar dan ekspektoran (Nikpayam, 2021).
Kandungan nutrisi.
Buah Okra diketahui kaya akan fosfor dan kalsium, serta mengandung polisakarida: rhamnose, asam galakturonat, musilago; asam amino: alanin, arginin, lisin, triptofan dan asam γ-aminobutirat; terpen: giberelin, karotenoid, polifenol seperti gossypol dan hemi-gossypol; lipid: asam lemak jenuh dan tak jenuh seperti asam linoleat; flavonoid: quercetin, hyperoside dan 3′, 4′-dimethoxyquercetin; minyak atsiri: sitral; kumarin: skopoletin; asam oksalat 0. 05% dan vitamin: C dan B615 (Savello et al., 1980; Alghamdi, 2018). Dari 100 g buah Okra mengandung: kalori: 36%; air: 88,9%; protein: 2,4%; lemak: 0,3%; karbohidrat: 7,6%; serat: 1%; abu: 0,8%; kalsium: 92 mg; fosfor: 51 mg; zat besi: 0,6 mg; natrium: 3 mg; kalium: 249 mg; karoten: 312 µg; tiamin: 0,17 mg; riboflavin: 0,21 mg; niasin: 1 mg; asam askorbat: 31 mg (Bawa & Badrie, 2016). Senyawa flavonoid seperti hiperosida, kumarin skopoletin, turunan hidroksisinamat, katekin oligomer, dan flavonol dalam buah Okra bersifat anti-oksidatif (Liao et al., 2019).
Okra kaya serat untuk kesehatan pencernaan
Okra dikenal sebagai salah satu sayuran yang kaya serat larut seperti pektin, guar gum, dan karboksimetilselulosa (CMC) yang baik untuk pencernaan. Serat larut dalam okra juga membentuk gel yang dapat memperlambat proses penyerapan gula dalam darah bagi penderita diabetes (Nikpayam et al., 2021). Serat juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan bakteri baik di usus (Dantas et al., 2021).
Konsumsi Okra Menjaga Kadar Gula Darah
Okra dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musilago buah Okra, bersama dengan ekstrak etanol dan ekstrak air, dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Senyawa dalam okra seperti polifenol, flavonoid, dan saponin yang memiliki efek anti-diabetes, antioksidan, antiinflamasi. Flavonoid seperti isoquercetin dan quercetin 3-o-gentiobioside yang memiliki sifat antioksidan dan melindungi sel dari stres oksidatif, sehingga dapat memperbaiki sel beta, dan memperbaiki resistensi insulin (Liao et al., 2019).
Ekstrak okra bekerja dengan menghambat enzim tertentu yang terlibat dalam pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana, sehingga mengurangi jumlah glukosa yang masuk ke dalam darah. Kandungan serat larut dalam okra juga membantu mengurangi penyerapan gula dari makanan, sehingga baik untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil (Tavakolizadeh et al., 2023).
Mendukung Kesehatan Jantung
Peningkatan kolesterol berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk aterosklerosis. Konsumsi Okra mengurangi kolesterol total, Trigliserida, dan LDL (low density lipoprotein, kolesterol jahat), dan meningkatkan High density lipoprotein (HDL). Kandungan serat, antioksidan, dan mineral penting seperti magnesium dan kalium pada Okra bermanfaat bagi jantung. Serat dalam okra dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya plak yang dapat menyebabkan penyumbatan arteri, kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis (Gomes et al., 2023).
Selain itu, mineral seperti magnesium dan kalium berperan penting dalam menjaga tekanan darah tetap stabil. Magnesium membantu mengatur fungsi otot dan saraf, termasuk kontraksi otot jantung, sedangkan kalium berfungsi untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh dan mengurangi ketegangan pada dinding pembuluh darah. Penelitian pada tikus uji menunjukkan kadar kolesterol darah yang lebih rendah setelah mereka diberi diet tinggi lemak yang mengandung bubuk Okra (da Silva et al., 2024).
Sumber Folat dan Nutrisi Penting Lainnya
Okra kaya akan folat, vitamin C, vitamin K, serta vitamin B kompleks lainnya. Folat sangat penting terutama bagi ibu hamil, karena membantu mencegah cacat tabung saraf pada janin yang sedang berkembang. Kekurangan folat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk anemia dan gangguan pertumbuhan pada bayi. Vitamin C dalam okra memiliki sifat antioksidan yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki jaringan, dan meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin K penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang, sementara vitamin B kompleks membantu dalam metabolisme energi dan mendukung fungsi saraf (Adelakun et al., 2011).
Cara Konsumsi Okra
Okra dapat dikonsumsi baik dimasak maupun mentah. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, okra bisa dijadikan bahan dalam berbagai hidangan seperti sup, salad, atau direbus sebagai lalapan. Beberapa orang juga memilih untuk mengolah okra menjadi jus atau teh untuk mendapatkan nutrisi yang lebih mudah diserap. Untuk menmperoleh musilago pada Okra, buah Okra dapat dipotong kecil dan direndam dalam segelas air, kemudian didiamkan semalam dalam lemari pendingin. Musilago (lendir) Okra akan terakumulasi dan dapat langsung diminum keesokan harinya. Meskipun cara ini belum sepenuhnya didukung oleh penelitian ilmiah, beberapa testimoni menunjukkan manfaat dari metode ini.
Daftar Pustaka:
Alghamdi AA. (2018). Nutritional Assessment of Different Date Fruits (Phoenix Dactylifera L.) Varieties Cultivated in Hail Province, Saudi Arabia. Biosci. Biotechnol. Res. Commun. 2018. 11:263–269. doi: 10.21
Bawa SH, & Badrie N. (2016). Nutrient profile, bioactive components, and functional properties of okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench). US: Academic Press. 2016.
Dantas TL, Alonso Buriti FC, Florentino ER. (2021). Okra (Abelmoschus esculentus L.) as a Potential Functional Food Source of Mucilage and Bioactive Compounds with Technological Applications and Health Benefits. Plants. 10(8):1683. https://doi.org/10.3390/plants10081683
Fan S, Zhang Y, Sun Q, Yu L, Li M, Zheng B, Wu X, Yang B, Li Y, Huang C. (2014). Extract of okra lowers blood glucose and serum lipids in high-fat diet-induced obese C57BL/6 mice. 2014.The Journal of Nutritional Biochemistry. 25(7):702-709. ISSN 0955-2863, https://doi.org/10.1016/j.jnutbio.2014.02.010.
Gomes MFP, de Moura EOC, Cardoso NM, da Silva GA, Dos Santos ACC, de Souza FS, Estadella D, Lambertucci RH, Lago JHG, Medeiros A. (2023). Supplementation with okra combined or not with exercise training is able to protect the heart of animals with metabolic syndrome. Sci Rep. 13(1):1468. doi: 10.1038/s41598-023-28072-7. PMID: 36702820; PMCID: PMC9879946.
Liao Z, Zhang J, Liu B, Yan T, Xu F, Xiao F, Wu B, Bi K, Jia Y. (2019). Polysaccharide from Okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) Improves Antioxidant Capacity via PI3K/AKT Pathways and Nrf2 Translocation in a Type 2 Diabetes Model. Molecules. 24(10):1906. https://doi.org/10.3390/molecules24101906
Nikpayam O, Safaei E, Bahreini N, Saghafi-Asl M. (2021). The effects of okra (Abelmoschus esculentus L.) products on glycemic control and lipid profile: A comprehensive systematic review. Journal of Functional Foods. 87: 104795. ISSN 1756-4646. https://doi.org/10.1016/j.jff.2021.104795.2021.
Savello PA, Martin FW, Hill JM. (1980). Nutritional composition of okra seed meal. J. Agric. Food Chem. 28:1163–1166. doi: 10.1021/jf60232a021.
Tavakolizadeh M, Peyrovi S, Ghasemi-Moghaddam H, Bahadori A, Mohkami Z, Sotoudeh M, Ziaee M. (2023). Clinical efficacy and safety of okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) in type 2 diabetic patients: a randomized, double-blind, placebo-controlled, clinical trial. Acta Diabetol. 60(12):1685-1695. doi: 10.1007/s00592-023-02149-1. Epub 2023 Jul 28. Erratum in: Acta Diabetol. 2023 Dec;60(12):1697. doi: 10.1007/s00592-023-02170-4. PMID: 37507536.
Weniger B, Robineau L. (1988). Elements pour une Pharmacopee Caraibe—Se´minaire Tramil 3, p. 145.