Khasiat ketumbar yang aneka ragam
Siapa yang tidak kenal ketumbar? Hampir setiap hari dalam masakan yang kita buat, pasti memakai ketumbar. Siapa sangka, buah kecil beraroma khas dengan nama latin Corindrum sativum yang sudah sejak lama digunakan sebagai bumbu dapur dan membuat masakan berasa maknyus ini ternyata mempunyai khasiat yang beragam bagi kesehatan badan.
Herbal yang mengandung asam lemak, sterol, dan minyak menguap (minyak atsiri) dengan kandungan senyawa utama linalool ini (kadar sampai 60%) ternyata terbukti poten untuk menurunkan gula darah dan berkemampuan setara dengan glibenklamid, obat yang biasa digunakan dalam pengobatan diabetes tipe 2. Tanaman ini juga mengandung kumin, senyawa kimia yang mampu menstimulasi sekresi insulin dari pankreas. Peran itu membantu mengubah gula darah menjadi glikogen. Ketumbar mengandung sineol dan asam linoleat yang berkhasiat antirematik dan antiartritis. Kabar baik yang lain adalah bahwa ketumbar mengandung senyawa kimia tokoferol, komponen penyusun vitamin E yang terbukti berefek sebagai antioksidan.
Dalam kitab Ayurveda, yaitu ilmu kesehatan yang berasal dari India, ketumbar dapat digunakan sebagai bahan untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, dan terbukti efektif dibandingkan dengan simvastatin dan atorvastatin, suatu obat penurun kolesterol. Ketumbar mengandung kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, asam folat, dan vitamin B3. Kandungan lemak seperti asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, dan asam askorbat ternyata efektif menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Dengan turunnya kolesterol jahat tersebut, maka akan mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis) yang menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Ketumbar juga dapat menurunkan tekanan darah dengan cara memperlancar buang air seni dan menstabilkan tekanan darah. Penggunaan bersama-sama dengan seledri akan membuat efek penurunan tekanan darah yang lebih baik. Ketumbar mengandung beberapa mineral penting seperti kalsium, fosfor, magnesium, dan besi. Adanya kandungan kalsium tersebut menyebabkan ketumbar dapat berperan menjaga tekanan darah dalam rentang normal.
Contoh penyakit tersebut di atas, yaitu diabetes mellitus, kolesterol, dan tekanan darah tinggi, adalah penyakit yang senantiasa memerlukan penggunaan obat kimia secara jangka panjang untuk membuat tubuh dalam rentang nilai normal. Hal ini tentu saja akan berakibat tidak baik pada hati dan ginjal, dua organ dalam tubuh kita yang berfungsi sebagai tempat detoksifikasi dan pengeluaran zat asing/racun dari dalam tubuh. Nah, dengan khasiat yang dimiliki oleh biji ketumbar terhadap contoh penyakit diatas, menjadikan ketumbar dapat digunakan sebagai alternatif terapi yang tepat yang terbukti lebih aman.
Kandungan kalsium yang cukup tinggi sehingga penggunaan secara teratur dapat menjaga kesehatan tulang. Dalam kitab ini disebutkan juga bahwa ketumbar mampu membantu menyembuhkan arthritis dan inflamasi dengan cara mempengaruhi sintesis prostaglandin dan leukotrien, senyawa kimia yang dihasilkan tubuh dalam dari asam lemak dan terlibat dalam banyak proses termasuk terjadinya inflamasi. Kandungan besi dan asam folat menjadikan herbal ini dapat berguna untuk mencegah anemia.
Penelitian lain menyebutkan bahwa ketumbar dapat meredakan rasa sakit karena kandungan linaloolnya. Beberapa khasiat ketumbar yang sudah terbukti antara lain sebagai antibakteri, antikejang, dan antioksidan, memperlancar ASI sehingga cocok diminum oleh ibu yang sedang menyusui, memperlancar pencernaan karena dapat merangsang gerakan peristaltik usus, serta menambah nafsu makan. Senyawa borneol dan linalool dalam ketumbar membantu proses pencernaan, meningkatkan fungsi hati, dan membantu proses pengikatan massa feses pada usus.
Ketumbar juga dapat membantu siklus hormon estrogen secara teratur pada seorang perempuan. Hal ini dapat membantu menjaga keteraturan siklus menstruasi dan mengurangi rasa sakit yang berlebihan dan kelainan lain pada saat menstruasi. Motede yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah dengan cara merebus sekitar enam biji ketumbar yang telah dihaluskan dalam 1 gelas air, tambahkan gula dan minum selagi hangat.
Bagi Anda yang memiliki masalah dengan bau mulut dan badan, mungkin dapat mencoba mengkonsumsi rebusan ketumbar sebagai salah satu obatnya. Rebusan ketumbar yang rutin diminum setiap malam ternyata juga efektif untuk mengatasi insomnia atau gangguan tidur. Rasa senang (euphoria) yang ringan juga dapat ditimbulkan oleh konsumsi herbal ini sehingga ketumbar dapat meningkatkan mood, kreativitas dan imajinasi. Bahkan menurut pengalaman beberapa orang, konsumsi ketumbar dapat meningkatkan libido dan produksi sperma sehingga sangat bermanfaat untuk mereka yang mengalami masalah seksualitas
Nah, dari beberapa ulasan diatas ternyata dapat disimpukan bahwa ketumbar selain merupakan bumbu yang khas dalam berbagai masakan juga mempunyai berbagai macam khasiat yang sangat bermanfaat. Anda ingin mencoba?
Bagaimana cara penggunaan dalam pengobatan?
Proses pembuatan obat herbal dari ketumbar mudah dilakukan sehingga mudah diaplikasikan di masyarakat, yaitu dengan cara diserbuk kemudian diseduh dengan air panas. Sebanyak 1 sendok teh serbuk ketumbar yang diseduh dalam satu gelas air kemudian diminum rutin sekali sehari dapat memberikan manfaat yang sangat terasa bagi badan.Tetapi harap diingat bahwa serbuk ketumbar harus disimpan di tempat yang kering, tertutup rapat dan terhindar dari cahaya agar kandungan kimia obat di dalamnya tidak hilang atau mengalami kerusakan.
Bagaimana tingkat keamanan penggunaan ketumbar sebagai obat herbal?
Tidak semua herbal adalah aman sepenuhnya untuk dikonsumsi karena penggunaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerugian pada tubuh. Uji yang dilakukan oleh Hosseinzadeh menunjukkan bahwa ekstrak ketumbar tidak toksik sampai pada kadar 3000 mg/Kg BB dan tidak menunjukkan gejala perubahan tingkah laku seperti tremor, salivasi, dan lesu. Hal ini menunjukkan bahwa ketumbar adalah herbal yang aman untuk dikonsumsi.
Oleh: Dr. Purwanto, M.Sc., Apt. Fakultas Farmasi UGM
Daftar pustaka
Al-Mofleh, I.A., Alhaider, A.A., Mossa, J.S., Al-Sohaibani, M.O., Rafatullah, S., and Qureshi, S., 2006, Protection of gastric mucosal damage by Coriandrum sativum L. pretreatment in Wistar albino rats, Environ. Toxicol. Pharmacol., 22 (1), 64-69.
Anwar, F., Sulman, M., Hussain, A.I., Saari, N., Iqbal, C., and Rashid, U., 2011, Physicochemical composition of hydro-distilled essential oil from coriander (Coriandrum sativum L.) seed cultivated in Pakistan, J. Med. Plant Res., 5 (15), 3537-3544.
Casetti, F., Bartelke, S., Biehler, K., Augustin, M., Schempp, C.M., and Frank, U., 2012, Antimicrobial activity against bacteria with dermatological relevance and skin tolerance of the essential oil from Coriandrum sativum L. fruits, Phytother. Res., 26 (3), 420-424.
Chithra, V. and Leelamma, S., 2000, Coriandrum sativum effect on lipid metabolism in 1,2-dimethyl hydrazine induced colon cancer, J. Ethnopharmacol., 71, 457-463.
Guimar, A.G., Quintans, J.S.S., and Quintans-Junior L.J., 2013, Monoterpenes with analgesic activity, a systematic review, Phytother. Res., 27, 1-15.
Hosseinzadeh, H. and Madanifard, M., 2016, Anticonvulsant effects of Coriandrum sativum L. seed extracts in mice, Arch. Irn. Med., 3 (3), 182-184.
Lal, A,A, Kumar, T., Murthy, P.B., and Pillai, K.S., 2004, Hypolipidemic effect of Coriandrum sativum L. in triton-induced hyperlipidemic rats, Indian J. Exp. Biol., 42 (9), 909-912.
Laribi, B., Kouki, K., M’Hamdi, M., and Bettaieb, T.. 2015, Coriander (Coriandrum sativum L.) and its bioactive constituents, Fitoterapia, 103, 9-26.
Romlah, S., 2015, Pengaruh rebusan biji ketumbar sebagai penurun hipertensi pada ibu hamil di Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Mojokerto, Laporan Penelitian.
Sogara, P.P.U., Fatimawali, dan Bodhi, W., 2014, Pengaruh ekstrak etanol buah ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih yang diinduksi aloksan, Pharmacon, 3 (3), 196-203.
Sriti, J., Wannes, W.A., Talou, T., Mhamdi, B., Cerny, M., and Marzouk, B., 2010, Essential oil, fatty acid and sterol composition of Tunisian coriander fruit defferent parts, J. Am. Chem. Soc., 87, 395-400.
Thabrew, M.I., Dharmasiri, M.G., and Senaratne, L., 2003, Anti-inflammatory and analgesic activity in the polyherbal formulation Maharasnadhi Quathar, J. Ethnopharmacol., 85 (2-3), 261-267.