Medicine tablets photo created by DCStudio – www.freepik.com
Oleh: Niken Nur Widyakusuma
Fakultas Farmasi UGM
Tanggal 29 Mei yang lalu diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional oleh negara Indonesia. Tanggal tersebut merupakan hari di mana negara kita ingin mengapresiasi para lanjut usia (lansia) Indonesia atas semangat jiwa raga dan peran pentingnya dalam mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan, dan memajukan bangsa. Dengan lansia yang sehat, Indonesia menjadi kuat. Memangnya, apa hubungannya lansia dengan kekuatan Indonesia?
Sebenarnya, tanpa disadari, penduduk dunia saat ini berada pada masa populasi yang menua, lho. Pada tahun 2019 terdapat 703 juta lansia berusia 65 tahun ke atas di seluruh dunia, atau mencapai 9% dari total penduduk dunia. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah menjadi 2,1 miliar pada tahun 2050.1 Dan ternyata, fenomena penuaan penduduk ini terjadi di semua negara, termasuk Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Di Indonesia, pada tahun 2020 saja, terdapat 9,92% (26,82 juta) lansia yang diperkirakan meningkat menjadi seperlima jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 nanti.2 Dan saat ini, ada 6 provinsi di Indonesia yang disebut memiliki struktur tua, dimana penduduk lansianya berjumlah lebih dari 10%, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (14,71%), Jawa Tengah (13,81 %), Jawa Timur (13,38%), Bali (11,58%), Sulawesi Utara (11,51%), dan Sumatera Barat (10,07%).2 Jadi, lansia yang sehat, mandiri, sejahtera, tentu akan menjadi sumber daya yang kuat bagi Indonesia.
Lalu apa hubungannya lansia Indonesia dengan kemampuan menggunakan obat? Hehe, tidak ada hubungan langsung, hanya saja pada umumnya lansia memiliki beberapa masalah kesehatan atau penyakit kronis yang mengharuskan lansia tersebut berada dalam pengobatan yang terus menerus, atau rutin kontrol periksa ke dokter. Fenomena memiliki beberapa penyakit sekaligus (multi-morbiditas) ini menyebabkan penggunaan banyak obat rutin bersamaan (polifarmasi) menjadi tidak dapat dihindari pada lansia. Seorang lansia bisa saja mendapatkan hingga 13 macam obat sekaligus dalam sekali periksa dokter. Salah satu penelitian di rumah sakit di Padang melaporkan bahwa 76,61 % pasien geriatri di poli jantung mendapatkan 5-7 macam obat, dan 10%-nya mendapatkan lebih dari 8 macam obat.3
Karena jumlah lansia yang menggunakan banyak obat rutin semakin meningkat, padahal kemampuan fisik dan kognitif lansia umumnya sudah mulai menurun serta rentan terhadap reaksi obat yang merugikan, kegiatan mengelola obat ini akan menjadi sulit dan menantang. Maka, ketaatan pengobatan (medication adherence) dan kemampuan menggunakan obat (medication-taking ability) yang baik akan sangat diperlukan untuk memastikan pengobatan yang dilakukan itu efektif dan aman bagi lansia.4
Kemampuan menggunakan obat artinya adalah kemampuan seorang untuk secara tepat mengikuti aturan pakai obat yang diresepkan, termasuk mengetahui apa saja obat yang harus diminum/digunakan, kapan menggunakannya, dan bagaimana cara menggunakannya,5 misalnya apakah dikunyah, ditelan langsung, ataukah disuntik seperti insulin pen? Lebih dari seperempat lansia pada salah satu penelitian mengalami kesulitan saat membuka kemasan obat berupa blister dan botol,6 dan banyak lansia yang membutuhkan bantuan dari pendampingnya (caregiver formal dan informal) untuk menggunakan obat-obatannya.7 Sehingga, jika kita tenaga kesehatan ingin membantu lansia dalam mengelola pengobatannya (medication management), sebaiknya kita juga melibatkan para caregiver tersebut.
Istilah lainnya yang berhubungan dengan penggunaan obat ini adalah ketaatan pengobatan, yaitu sejauh mana perilaku seseorang itu sesuai dengan rekomendasi yang disepakati bersama penyedia layanan kesehatan. Artinya, jika kita sedang berobat atau sedang dalam masa pengobatan, taat pengobatan maksudnya adalah kita minum obat, menghindari makanan tertentu, atau melakukan aktivitas tertentu, sesuai dengan kesepakatan yang kita buat bersama dokter atau apoteker saat menerima obat.8 Seseorang dapat dikatakan taat pengobatan jika ia minum atau menggunakan obat 80%-120% tepat jumlahnya dari yang seharusnya dalam resep untuk suatu periode tertentu. Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa umumnya lansia di beberapa negara hanya 50% taat pengobatan, padahal WHO merekomendasikan pentingnya ketaatan pengobatan sebagai strategi untuk mengatasi penyakit kronis secara efektif.4,8
Bagaimana cara supaya ketaatan dan kemampuan menggunakan obat pada lansia menjadi baik? Banyak intervensi yang sudah diteliti dalam penelitian-penelitian di berbagai setting dan lokasi/negara. Intervensi-intervensi itu misalnya dengan strategi perilaku, seperti alarm/kalender pengingat, label obat yang dicetak besar, perubahan kemasan, multi-compartment pillbox, penyederhanaan aturan pakai obat, dan lainnya. Ada juga strategi edukasi, dimana pemberian edukasi kepada pasien dilakukan oleh dokter, apoteker, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya, baik dalam kelompok (pasien rawat inap, keluarga, dan support group), maupun individual (verbal, audiovisual, visual, tertulis, telepon, surat). Ada pula strategi kombinasi, yang merupakan kombinasi dari strategi perilaku dan edukasi.4 Sayangnya, efektivitas dari strategi-strategi tersebut bervariasi, ada yang efektif, ada yang tidak. sehingga masih diperlukan banyak penelitian dengan metode yang lebih baik. Begitu juga untuk lansia di Indonesia, kondisi budaya dan norma setempat tentu akan memengaruhi bagaimana lansia dapat memiliki ketaatan dan kemampuan menggunakan obat yang baik.
Referensi
1.UN.WorldPopulationAgeing2019. https://www.un.org/development/desa/pd/sites/www.un.org.development.desa.pd/files/files/documents/2020/Jan/un_2019_worldpopulationageing_report.pdf (2020).
2. BPS. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. (2020).
3. Zulkarnaini, A. & Martini, R. D. Gambaran Polifarmasi Pasien Geriatri Dibeberapa Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang. J. Kesehat. Andalas 8, 1–6 (2019).
4. Cross AJ, E. R. A. P. K. K. L. & George, J. Interventions for improving medication‐taking ability and adherence in older adults prescribed multiple medications. Cochrane Database Syst. Rev. (2020) doi:10.1002/14651858.CD012419.pub2.
5. Maddigan, S. L., Farris, K. B., Keating, N., Wiens, C. A. & Johnson, J. A. Predictors of older adults’ capacity for medication management in a self-medication program: a retrospective chart review. J. Aging Health 15, 332–352 (2003).
6. Philbert, D., Notenboom, K., Bouvy, M. L. & van Geffen, E. C. G. Problems experienced by older people when opening medicine packaging. Int. J. Pharm. Pract. 22, 200–204 (2014).
7. Australian Commission on Safety and Quality in Health Care. National Safety and Quality Health Service Standards. (Australian Commission on Safety and Quality in Health Care, 2017).
8. WHO. Adherence to long-term therapies: evidence for action. (World Health Organization, 2003).