Oleh. Nurfijrin Ramadhani
22/SFA/495885/00276
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi UGM
Dosen Fakultas MIPA Program Studi S1 Universitas Bengkulu
Masalah kesehatan akhir-akhir ini semakin bermunculan dan bervariasi. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kecenderungan pengobatan dari bahan alam membuat eksplorasi terhadap bahan alam semakin diminati terutama nutrasetikal. Salah satu panganan yang memiliki kekayaan kandungan kimia dan manfaat farmakologis adalah buah Durian. Buah dengan nama latin Durio zibethinus Murr ini terkenal sebagai “king of fuit” merupakan buah yang dapat dengan mudah diperoleh di asia tenggara khuhusnya daerah tropis seperti negara Thailand, Malaysia, Indonesia, dengan aromanya yang khas banyak yang sangat menyukainya, namun tidak sedikit juga yang tidak suka dengan buah ini. Buah durian memiliki tekstur yang lembut dan berserat serta memiliki rasa yang legit dan manis hal ini dikarenakan kandungan lemak, gula, dan zat volatile, mengandung senyawa belerang serta alcohol [1]. Pada umumnya buah durian hanya dimanfaatkan daging buahnya yang diolah menjadi berbagai variasi olahan makanan dan minuman. Namun tahukah Anda, buah durian memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan baik daging buah mapun kulit durian.
Buah durian secara turun temurun dipercaya dapat meningkatkan suhu tubuh dan dapat memberikan efek yang buruk pada sistem kardiovaskular, hal ini menjadi kontroversi apakah benar demikian? Beberapa penelitian telah menyelidiki pengaruh memakan daging buah durian terhadap efek kenaikan tekanan darah hasilnya menyatakan bahwa makan buah durian dalam jumlah sedikit tidak berpengaruh pada tekanan darah, namun harus berhati-hati bagi yang memiliki penyakit hipertensi [1] [3]. Bukti ilmiah menunjukkan tidak perlu takut untuk memakan durian karena mitos tersebut tidak benar. Sebaliknya durian memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maah, (2010) menyatakan bahwa buah durian memiliki kandungan fenol, flavonoid, karotenoid, vitamin C [4]. Senyawa volatile (mudah menguap) dilaporkan telah diidentifikasi pada varietas durian Malaysia, Thailand, dan Indonesia diantaranya ester (etil propanoat, metil-2-metilbutanoat, propil propanoat), belerang (dietil disulfida, dietil trisulfida dan etanatiol), tioasetal (1-(metiltio )-propana), tioester (1-(metiltio)-etana), tiolana (isomer 3,5-dimetil-1,2,4-tritiolana), dan alkohol (etanol) [5] . Berdasarkan kandungan kimia yang telah dilaporkan daging buah durian memilki aktivitas antioksidan dapat membantu tubuh kita dalam menangkal radikal bebas yang banyak terdapat disekitar kita seperti polusi, sinar UV, bahan kimia makanan dll. Aktivitas antioksidan juga berhubungan erat dengan gangguan kesehatan lainnya penelitian lain menyatakan bahwa daging buah durian memiliki potensi sebagai antidiabetes [6] antiinflamasi, antibakteri dan antikanker [7]. Ekstrak etanol buah durian telah terbukti memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang tinggi hal ini yang berkaitan langsung dengan aktivitas antioksidannya [8].
Buah durian secara umum setelah dimakan daging buahnya kemudian cangkangnya dibuang. Masih banyak yang belum mengetahui manfaat cangkang durian bagi kesehatan. Beberapa penelitian terkait cangkang durian sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian terhadap buah durian montong dan chane, kulit durian bagian dalam dan biji durian menunjukkan antivitas antioksidan dan antiinflamasi. Daging buah memiliki kadar fenolik yang paling tinggi diikuti oleh kulit durian dan biji, dan ketiga bagian tersebut mampu menangkap radikal bebas. Aktivitas antiinflamasi daging dan kulit durian juga telah diuji melalui uji nitric oxide pada sel RAW 264,7 yang distimulasi oleh lipopolisakarida kulit durian montong memiliki nilai IC50 yang paling kecil dalam menghambat produksi nitric oxide sehingga menunjukkan bawa kulit durian memiliki potensi dikembangkan sebagai agen antiinflamasi [9]. Hasil penelitian ini didukung oleh data penelitian Feng et al., (2018) sebelumnya yang berhasil mengisolasi dua senyawa triterpenoid baru, dua fenolik baru, dan tujuh ester glikosida baru, serta enam belas senyawa yang telah diketahui. Menunjukkan aktivitas antiinflamasi secara nyata dengan menghambat produksi nitric oxide pada sel RAW 264,7 yang diinduksi lipopolisakarida [10].
Cangkang durian dilaporkan mengandung berbagai kandungan kimia, diantaranya mengandung asam fenolik dan glikosida fenolik, flavonoid, kumarin, triterpen, glikosida sederhana, selulosa, pigmen [10]. Kandungan asam fenolik dan glikosida fenolik di dalam cangkang durian diantaranya 3-methoxy-4-O-b-D-[6-(S)-2- methylbutanoylglucopyranosl] benzoic acid, 4-O-b-D-[6-(S)-2-methylbutanoyl]glucopyranosyl cinnamic acid, 3,4-dihydroxybenzoic acid, ethyl protocatechuate, 3,4-dihydroxybenzaldehyde, caffeic acid, protocatechuic acid-O-hexoside, 1-O-(4-hydroxybenzoyl)-b-Dglucopyranose, 3,4,5-trimethoxyphenyl-1-O-b-Dglucopyranoside, sinapic acid hexoside, vanillic acide–O-hexosid, leonuriside A [11]. Hasil studi dari Masturi et al. (2020) menyatakan kandungan flavonoid cangkang durian dari tiga varietas durian local indonesia dengan hasil flavonoid total yang dinyatakan dengan (mg QE= Quercetin equivalen) adalah (0.405 ± 0,002) mg QE/g, (0,321 ± 0,003) mg QE/g dan (0,324 ± 0,002) mmg QE/g [12].
Manfaat cangkang durian seperti yang telah di jelaskan sebelumnya berpotensi sebagai antioksidan dan antinflamasi namun selain itu banyak manfaat lainnya. Menurut studi yang telah dilakukan polisakarida dari cangkang durian terbukti dapat menurunkan kadar gula darah, ekstrak dari cangkang durian dapat menurunkan kadar lipid. Aktivitas lainnya juga dilaporkan cangkang durian beraktivitas sebagai antikoagulan, obat batuk kering, pereda nyeri, perlindungan pada liver. Selain itu kandungan polisakarisa juga telah dilaporkan memiliki efek peningkat imun, pelancar buang air besar, pelembab dan hasil uji toksisitas tidak memiliki efek toksik pada dosis tinggi [11].
Kesimpulan
Berbagai hasil studi terhadap daging buah dan cangkang durian menunjukkan bahwa buah durian dapat dimanfaatkan sebagai agen nutrasetikal untuk kesehatan baik sebagai makanan fungsional atau agen untuk penggunaan sebagai obat. Pengolahan cangkang durian lebih lanjut dapat dikembangkan untuk memperoleh bagian yang diinginkan misalkanya cangkang durian dipisahkan dari bagian kulit dalamnya untuk dijadikan tepung sehingga mudah untuk digunakan [9].
Pustaka:
[1] Sinulingga, B. O., Huga, A. R., & Alimin, L. (2020). Effect of Durian Fruit on Blood Pressure. Indonesian Journal of Global Health Research, 2(1), 29–40. https://doi.org/10.37287/ijghr.v2i1.62
[2] (https://indonesiaexpat.id/lifestyle/top-ten-facts-durian/) diakses pada tanggal 3 Desember 2022
[3] Kumolosasi, E., Siew Gyn, T., Mansor, A. H., Makmor Bakry, M., Azmi, N., & Jasamai, M. (2016). Effects of durian intake on blood pressure and heart rate in healthy individuals. International Journal of Food Properties, 19(7), 1483-1488.
[4] Maah, M. J. (n.d.). Estimation of Antioxidant Phytochemicals in Four Different Varities of Durian ( Durio zibethinus Related papers.
[5] Aziz, N. A. A., & Jalil, A. M. M. (2019). Bioactive compounds, nutritional value, and potential health benefits of indigenous durian (Durio zibethinus Murr.): A review. Foods, 8(3). https://doi.org/10.3390/foods8030096
[6] Alkandahri, M. Y., Patala, R., Pratiwi, M. I., & Agustina, L. S. (2021). Pharmacological studies of Durio zibethinus: A medicinal plant review. Annals of the Romanian Society for Cell Biology, 640-646.
[7] Chigurupati, S. (2021). Antidiabetic and antioxidant potential of Durio zibethinus Murr. leaves ethanolic extract.
[8] Saminathan, V., & Doraiswamy, R. (2020). Phytochemical analysis, antioxidant and anticancer activities of durian (Durio zibethinus murr.) fruit extract. Journal of Research in Pharmacy, 24(6), 882–892. https://doi.org/10.35333/jrp.2020.247
[9] Charoenphun, N., & Klangbud, W. K. (2022). Antioxidant and anti-inflammatory activities of durian (Durio zibethinus Murr.) pulp, seed and peel flour. PeerJ, 10, 1–15. https://doi.org/10.7717/peerj.12933
[10] Feng, J., Yi, X., Huang, W., Wang, Y., & He, X. (2018). Novel triterpenoids and glycosides from durian exert pronounced anti-inflammatory activities. Food Chemistry, 241(June 2017), 215–221. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2017.08.097
[11] Zhan, Y. fei, Hou, X. tao, Fan, L. li, Du, Z. cai, Ch’ng, S. E., Ng, S. M., Thepkaysone, K., Hao, E. wei, & Deng, J. gang. (2021). Chemical constituents and pharmacological effects of durian shells in ASEAN countries: A review. Chinese Herbal Medicines, 13(4), 461–471. https://doi.org/10.1016/j.chmed.2021.10.001
[12] Masturi, M., Alighiri, D., Edie, S. S., Drastisianti, A., Khasanah, U., Tanti, K. A., Susilawati, Maghfiroh, R. Z., Kirana, K. G. C., & Choirunnisa, F. (2020). Identification of flavonoid compounds and total flavonoid content from biowaste of local durian shell (Durio zibethinus). Journal of Physics: Conference Series, 1567(4). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1567/4/042084