Kanker merupakan penyakit yang dikenal sangat menakutkan oleh masyarakat. Nama penyakit ini diambil dari “cancer” karena sifatnya menjalar dan mengakar kuat di dalam tubuh. Istilah lain yang sering disebut bersandingan dengan kanker adalah tumor (neoplasma, yang artinya pertumbuhan jaringan baru). Atau, dalam istilah awam tumor adalah kanker jinak. Oleh ahli kedokteran, kanker dikategorikan dalam bidang ilmu sitologi (cytology), yaitu penyakit yang asalnya dari sel (cyto). Secara umum, kanker diakibatkan oleh adanya kerusakan dalam pengaturan pertumbuhan dan perkembangan sel.
Sel-sel yang menyusun tubuh kita tumbuh dan berkembang secara beraturan. Keteraturan tersebut terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) perkembangan sel yang didasarkan pada pembelahan sel, (2) perkembangan sel yang didasarkan pada proses diferensiasi sel, dan (3) kesetimbangan jumlah sel yang didasarkan pada kematian sel. Pada awal perkembangan makhluk hidup lebih banyak terjadi perbanyakan sel melalui proses pembelahan sehingga tubuh makkluk hidup terlihat cepat bertumbuh. Sementara itu, proses yang tidak kalah penting adalah diferensiasi untuk membentuk sel-sel khusus yang memiliki fungsi khusus yang penting dalam perkembangan mahkluk hidup. Sebagai contoh, sel dapat berkembang menjadi sel-sel mata untuk penglihatan, sel darah, sel otak, dan lain-lain. Pada pertumbuhan lanjut, sel-sel penyusun makhluk hidup akan berhenti membelah dan berdiferensiasi. Untuk menjaga kesetimbangan pertumbuhan sebagian sel yang tidak diperlukan maka sebagian sel akan menjalani kematian secara terprogram (yang dalam istilah ilmiahnya disebut apoptosis).
Kesetimbangan tubuh pada tingkat seluler sangat penting untuk menjaga keharmonisan seluruh proses yang terjadi pada makhluk hidup (metabolisme, pergerakan/movement, berpikir, dan sebagainya). Penyakit kanker yang disebabkan oleh terjadinya ketidaksetimbangan pertumbuhan pada tahap seluler tersebut terjadi pada tingkat gen, yaitu adanya perubahan yang disebut mutasi. Oleh karenanya penyakit kanker sering dikaitkan dengan keturunan, namun itu kurang tepat karena pada kenyataannya kerusakan gen yang dapat menyebabkan kanker itu lebih banyak disebabkan oleh faktor kebiasaan hidup dan lingkungan. Dengan kata lain, faktor keturunan bukan satu-satunya faktor resiko penyakit ini.
Jenis-jenis kanker
Kanker dapat terjadi pada setiap sel penyusun tubuh meskipun yang paling banyak ditemukan adalah kanker pada sel epitel (sel pelapis luar jaringan/organ). Kanker diberi nama sesuai dengan asal sel dan jaringannya, misalnya kanker dari epitel dinamakan adenoma, kanker dari darah disebut leukemia, kanker dari jaringan ikat atau tulang dinamakan sarkoma. Perkembangan kanker dari satu sel yang mengalami perubahan sifat pertumbuhan menjadi kanker yang ganas membutuhkan kurun waktu yang lama (hingga 10 sampai 50 tahun). Proses perkembangan kanker melalui beberapa tahap yang disebut karsinogenesis.
Pada dasarnya kanker berkembang dari jinak menjadi kanker ganas. Kanker jinak bisa berupa benjolan yang dibatasi oleh jaringan yang jelas (terlokalisir) dan tidak merusak jaringan sekitarnya (tidak invasif). Sifat seperti ini disebabkan karena sistem pengaturan pertumbuhan masih dapat berjalan meski kurang sempurna (suppression growth masih berjalan). Sementara itu, kanker ganas merupakan kanker yang sudah merusak jaringan sekitarnya (invasive) dan bahkan menyebar ke jaringan atau organ lain yang jauh dari asal sel kanker (metastasis). Fenomena kanker ganas ini terutama terjadi karena kerusakan pertumbuhan yang lebih banyak sehingga sudah tidak mampu lagi menahan pertumbuhan dan perkembangan sel. Di samping itu, kerusakan pengaturan ini juga dapat menghasilkan enzim yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta memacu terjadinya pembuluh darah baru (angiogenesis). Angiogenesis sangat diperlukan oleh sel kanker untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisinya. Pemahaman tentang perkembangan kanker ini penting untuk melakukan terapi secara tepat.
Terapi kanker secara umum
Pengatasan kanker sampai saat ini dilakukan dengan empat pendekatan, yaitu:
- Pembedahan. Pembedahan dilakukan pada kanker jinak (tumor) yang masih terlokalisasi. Contohnya pengangkatan benjolan teraba pada payudara.
- Radioterapi. Radioterapi merupakan usaha untuk menekan perkembangan sel kanker dengan menggunakan sinar yang berenergi tinggi (misalnya sinar X). Karena berenergi tinggi, sinar tersebut dapat merusak DNA, khususnya DNA sel kanker sehingga mematikan sel tersebut. Terapi ini kurang selektif karena radiasi juga dapat mengenai sel-sel sehat yang dilewatinya.
- Kemoterapi. Kemoterapi adalah terapi kanker menggunakan obat kimia. Kemoterapi umumnya diberikan melalui infus, suntikan (injeksi), atau melalui pencernaan (per oral, misalnya imatinib). Obat-obat kemoterapi bekerja dengan cara merusak DNA (contohnya doksorubisin, cisplatin) atau menganggu pengaturan pertumbuhan sel (cell cycle) (contohnya taksol, vinkristin, dan vinblastin). Cara kerja tersebut juga tidak spesifik pada sel kanker karena baik DNA maupun pengaturan pertumbuhan sel juga ada pada sel sehat. Oleh karena itu, umumnya obat kemoterapi juga dapat mengganggu pertumbuhan sel-sel sehat yang aktif membelah, contohnya sel epitel usus, sel akar rambut, dan sel-sel sumsum tulang belakang.
- Imunoterapi. Imunoterapi adalah terapi kanker yang didasarkan pada sistem kekebalan seluler. Strategi ini dikembangkan sejak awal tahun 2000-an setelah ditemukan adanya interaksi antara sel-sel kanker dan sel-sel imun dalam tubuh. Interaksi tersebut salah satunya diperantarai oleh suatu protein (PD-1) yang kemudian diketahui dapat memacu kematian sel kanker. Penemuan protein PD-1 untuk imunoterapi kanker dianugerahi Hadiah Nobel tahun 2018 untuk bidang fisiologi dan kesehatan (https://www.nobelprize.org/prizes/medicine/2018/press-release/). Aplikasi imunoterapi umumnya memanfaatkan antibodi yang dapat berinteraksi pada protein penanda sel kanker sehingga dapat menekan pertumbuhan sel kanker tersebut.
Menilik pengaturan pertumbuhan dan pengaturan sel yang sangat kompleks yang melibatkan banyak sekali komponen-komponen pengatur dalam sel, penyakit kanker dipandang sebagai penyakit yang sangat bervariasi dan kompleks penampakannya. Oleh karena itu, dalam terapinya pun diperlukan pendekatan yang beraneka ragam, misalnya kombinasi di antara berbagai jenis terapi, termasuk pilihan obatnya. Seluruh upaya terapi tersebut belum dapat menjamin pengobatan yang tuntas sehingga masih diperlukan upaya lain yang bersifat membantu proses terapinya yang dinamakan terapi suportif. Namun demikian, seluruh proses perkembangan kanker dapat dicegah dengan cara mengatur pola hidup sehat. Misalnya dengan olahraga yang cukup, menghindari stres, asupan nutrisi yang baik dan seimbang, serta mewaspadai hal-hal yang mencurigakan yang mengindikasikan pertumbuhan tumor/kanker dalam tubuh kita.
Narasumber: Prof. Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt. (guru besar Departemen Kimia Farmasi, ketua Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM)
Editor: Dr. Muthi’ Ikawati, M.Sc., Apt. (Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM)